Menenal Arti Frasa, Jenis, dan Contohnya
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Foto oleh Startup Stock Photos on Pexels
Frasa adalah salah satu unsur penting dalam sebuah kalimat. Pernah mendengar kata-kata ‘meja hijau’ dalam kalimat, “Masalah itu dibawa ke meja hijau,” Sobat Pintar? Nah, ‘meja hijau’ yang bermakna ‘pengadilan’ pada kalimat tersebut merupakan contoh frasa idiomatik.
Selain frasa idiomatik, masih ada banyak jenis frasa yang lain. Apa itu frasa dan apa saja jenis-jenis frasa, kali ini kita mempelajarinya, Sobat. Simak dengan baik, ya!
Photo by Judit Peter on Pexels
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif (tidak memiliki fungsi predikat). Selain itu, dalam buku Translation Skill karya Kadaruddin, frasa diartikan sebagai gabungan dua kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan. Namun, kata-kata tersebut tidak membentuk subjek-predikat dan tidak membentuk makna baru. Agar lebih memahami pengertian frasa di atas, perhatikan contoh frasa berikut!
1. Rambut panjang
2. Rambutnya panjang
Gabungan kata (1) adalah contoh frasa sebab terdiri atas dua kata yang tidak terdapat fungsi predikat di dalamnya. Sementara itu, gabungan kata (2) bukan termasuk frasa sebab terdapat fungsi predikat, yaitu kata panjang.
Frasa tidak menimbulkan makna baru. Artinya, makna yang dihasilkan dari gabungan kata yang membentuk frasa adalah sama dengan makna kata pembentuknya. Seperti dalam frasa 'rambut panjang,' makna yang dimaksud adalah ‘rambut (yang) panjang.’ Berbeda dengan 'rumah sakit,' yang maknanya tentu bukan rumah (yang) sakit, melainkan ‘tempat untuk merawat orang yang sedang sakit.’
Dari penjelasan di atas, dapat kita artikan bahwa frasa adalah gabungan kata yang tidak memiliki fungsi predikat (nonpredikatif) dan tidak menimbulkan makna baru. Oleh sebab itu, kita dapat merumuskan ciri-ciri frasa sebagai berikut:
1. terdiri dari dua kata atau lebih
2. memiliki satu makna gramatikal yang mengalami pengubahan (pengimbuhan, pengulangan, atau pemajemukan)
3. bersifat nonpredikatif
4. menduduki atau memiliki suatu fungsi gramatikal pada kalimat (fungsi gramatikal merupakan fungsi yang menyusun sebuah kalimat, yaitu fungsi subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan).
Photo by Lina Kivaka on Pexels
Setelah memahami pengertian dan ciri-ciri frasa, kita juga perlu mengenali jenis-jenis frasa. Jenis frasa dibagi berdasarkan persamaan distribusi unsurnya, kategori kata, kedudukan, serta makna yang terkandung dalamnya. Berikut macam-macam frasa disertai dengan contoh-contohnya.
Berdasarkan persamaan distribusi unsur-unsurnya, frasa dibedakan menjadi dua jenis. Keduanya adalah frasa endosentris dan eksosentris.
1. Frasa Endosentris
Frasa endosentris merupakan frasa yang memiliki kedudukan sejajar dan salah satu unsur pembentuknya dapat mengganti unsur yang lain. Unsur pengganti tersebut dikenal sebagai unsur pusat atau inti.
Pada frasa endosentris, terdapat pola diterangkan-menerangkan (D-M) atau menerangkan-diterangkan (M-D). Unsur yang dapat menggantikan unsur lainnya atau unsur inti disebut dengan unsur D. Perhatikan contoh berikut:
Sejumlah murid di kelas.
'Sejumlah murid di kelas' dapat diganti menjadi 'murid di kelas,' tetapi tidak dapat menjadi 'sejumlah di kelas' sebab frasa sejumlah murid memiliki unsur pusat, yaitu murid. Frasa sejumlah murid memiliki pola M-D.
Frasa endosentris dibagi lagi menjadi 3 jenis. Jenis-jenis frasa ini yaitu:
1. Frasa endosentris koordinatif, yang menggunakan kata hubung dan/atau. Pada frasa ini, semua unsurnya merupakan pusat. Contoh: pendidikan dan pelatihan
2. Frasa endosentris atributif, yang memiliki unsur pusat dan unsur atribut. Unsur atribut adalah unsur yang menerangkan unsur pusat. Contoh: sepatu baru
3. Frasa endosentris apositif, yang semua unsurnya merupakan unsur pusat, dan menunjuk atau mengarah pada hal yang sama. Contoh: Guru Biologi, Ibu Lisa
2. Frasa Eksosentris
Frasa eksosentris merupakan frasa yang unsurnya tidak sejajar, artinya pada frasa ini tidak ada unsur yang menjadi pusat atau inti. Frasa ini terdiri atas dua kata atau lebih dan biasanya memiliki preposisi. Contoh frasa eksosentrik adalah di sekolah, ke kantin, dari Surabaya.
Terdapat beberapa jenis frasa berdasarkan kelas kata yang menjadi unsur pusat atau inti frasa. Jenis-jenis frasa tersebut adalah sebagai berikut.
1. Frasa Preposisi
Frasa preposisi merupakan frasa yang ditandai dengan adanya preposisi atau kata depan. Contoh frasa preposisi: dari perpustakaan, di pelataran rumah, untuk Anda
2. Frasa Nomina
Frasa nomina merupakan frasa yang memiliki inti berupa nomina atau kata benda. Oleh karenanya, frasa nomina terkadang disebut juga sebagai frasa benda. Contoh frasa nomina: kolam ikan, kotak makan, pensil warna
3. Frasa Verbal
Frasa verbal merupakan frasa yang memiliki inti berupa verba atau kata kerja dan biasanya terdapat afiks verba (imbuhan kata kerja, seperti ber-, di-, ter-, me-). Frasa verbal juga sering diikuti oleh adverbial atau kata keterangan, seperti sedang atau telah. Contoh frasa verba: berjalan cepat, sedang makan, akan tiba
4. Frasa Adjektiva
Frasa adjektiva merupakan frasa yang memiliki inti berupa adjektiva atau kata sifat. Frasa adjektiva umumnya menduduki fungsi predikat dalam sebuah kalimat. Contoh frasa adjektiva: sangat panas, cukup lebar, sedikit pendek
5. Frasa Numeralia
Frasa numeralia merupakan jenis frasa yang memiliki inti berupa numeralia atau kata bilangan. Contoh frasa numeralia: sembilan ekor, seikat bayam, satu kilogram
6. Frasa Adverbia
Frasa adverbia merupakan gabungan kata yang membentuk keterangan dalam suatu kalimat. Contoh frasa adverbial: kemarin pagi, akhir pekan, tengah malam
Berdasarkan makna yang terkandung, frasa dibedakan menjadi tiga jenis. Jenis-jenis frasa tersebut adalah sebagai berikut.
1. Frasa yang bermakna sebenarnya
Frasa ini memiliki makna yang sebenarnya, sesuai dengan unsur pembentuk dan konteks kalimatnya. Contoh frasa: Jungkook menyanyikan sebuah lagu.
2. Frasa yang bermakna idiomatik
Frasa ini memiliki makna yang bukan sebenarnya atau makna lain. Contoh frasa: Angga membawa masalah itu ke meja hijau.
Sama-sama sebagai unsur dalam kalimat, frasa dan klausa terkadang masih salah dipahami. Kita pikir frasa, ternyata klausa. Terkadang sebaliknya, kita pikir klausa, ternyata frasa. Nah, kamu bisa belajar tentang perbedaan frasa dan klausa di sini. Untuk pembahasan materi mengenai frasa, sampai sini dahulu ya, Sobat Pintar!
Penulis: Kak Nia
Penyunting: Deni Purbowati
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog