Penerapan Metode Resitasi Dalam Pembelajaran
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Foto oleh Tima Miroshnichenko dari Pexels
Metode pembelajaran adalah salah satu aspek penting dalam kesuksesan sebuah pembelajaran. Supaya tujuan pembelajaran tercapai dengan optimal, dibutuhkan berbagai dukungan baik dari dalam maupun dari luar kegiatan pembelajaran. Guru Pintar memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan. Salah satunya adalah dengan cara menggunakan metode pembelajaran yang tepat, yang sesuai dengan karakter dan juga kebutuhan siswa-siswa yang diajar di kelas. Selain itu, penggunaaan media pembelajaran juga akan sangat menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran di sekolah.
Guru Pintar dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam menciptakan atau menerapkan metode pembelajaran di kelas. Metode pembelajaran adalah tata cara atau jalan pengajaran untuk mencapai tujuan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Metode pembelajaran yang baik harus benar-benar dipersiapkan dengan matang sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Metode pembelajaran resitasi adalah salah satu metode yang dapat diterapkan oleh Guru Pintar di sekolah. Menurut Syah (2006: 148) metode resitasi adalah penyajian bahan pelajaran dengan memberikan tugas tertentu kepada siswa atau peserta didik yang dapat dilakukan di dalam dan di luar kelas, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel atau di rumah. Dengan kata lain, metode resitasi dalam pembelajaran adalah metode penyajian bahan atau materi pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa dapat melakukan kegiatan belajar. Sedangkan menurut Majid (2013), pengertian metode resitasi adalah metode belajar yang mengkombinasikan antara menghafal, pembacaan, pengulangan, pengujian, serta pemeriksaan atas diri sendiri.Metode penugasan sering-sering disebut untuk penyebutan metode resitasi ini.
Sardiman (1987: 28) menyatakan bahwa penekanan pada metode pembelajaran resitasi adalah adanya penugasan yang diberikan oleh guru dalam mencapai proses belajar siswa secara maksimal di dalam, di luar kelas, dan selama itu berada dalam lingkungan sekolah. Tugas-tugas tersebut dapat dikerjakan oleh siswa di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, dan dimanapun selama itu berada di lingkungan sekolah.
Metode pembelajaran resitasi ini juga menekankan pada kegiatan pengulangan, pembacaan, pengujian, serta pemeriksaan diri sendiri berdasarkan jumlah yang diberikan guru pada siswa di luar jam sekolah dengan rentang waktu yang telah ditentukan dan bisa dipertanggungjawabkan. Tugas yang diberikan juga beragam, boleh berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran, permasalahan yang harus diselesaikan dengan berdiskusi, essay, dan lain sebagainya. Selain di lingkungan sekolah, tugas-tugas yang diberikan oleh Guru Pintar juga dapat dikerjakan di rumah.
Setiap metode pembelajaran yang dipilih oleh guru sudah pasti memiliki tujuannya tertentu. Begitupun pembelajaran resitasi ini. Tujuan pembelajaran resitasi menurut Hamdayama (2014) ada beberapa poin, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Siswa dapat memiliki pemahaman yang mendalam mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan dan juga telah mereka pelajari.
2. Siswa terlatih untuk dapat belajar sendiri dan mandiri dalam mengerjakan tugas.
3. Siswa terlatih untuk dapat memanfaatkan dan membagi waktu sebaik mungkin antara bermain, belajar dan menyelesaikan tugas.
4. Siswa terlatih untuk dapat berpikir dan menyelesaikan tugasnya sendiri dengan cara yang tepat.
5. Siswa akan memiliki pengalaman belajar yang lebih baik dari kegiatan yang dilakukan di luar kelas.
Ditambahkan oleh Djamarah dan Zain (2010), dengan menggunakan metode resitasi siswa lebih aktif belajar, baik secara individu maupun bersama-sama dengan kelompok. Hal ini dikarenakan metode ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk bisa saling mengoreksi dan membandingkan hasil pekerjaan orang lain. Tentu saja jangan sampai hal ini membuat siswa minder, akan tetapi supaya siswa lebih bersemangat dalam belajar. Selain itu, siswa juga akan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas, kaya dan dalam.
Foto oleh Max Fischer dari Pexels
Metode penugasan dalam pembelajaran atau resitasi menurut Nasution (2000) ada dua jenis,yaitu:
Seperti namanya, penugasan individu adalah sebuah bentuk penugasan yang dibebankan kepada masing-masing siswa. Tugas secara individu lebih ditekankan kepada pembinaan kognitif-afektif-psikomotor siswa secara individual. Melalui tugas individual ini, siswa dituntut untuk menunjukkan kesanggupan dan kerajinan masing-masing. Meskipun demikian, siswa tetap diberikan kesempatan untuk berdialog atau berdiskusi dengan siswa lain. Tetapi tugas yang diberikan harus tetap dikerjakan secara perorangan.
Penugasan kelompok dalam metode resitasi adalah bentuk tugas yang diberikan guru kepada siswa untuk diselesaikan secara berkelompok. Jenis metode resitasi ini digunakan oleh guru untuk membantu siswa supaya mereka mampu bekerja sama di dalam kelompok-kelompok yang telah dibentuk untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Di sini siswa didorong atau dimotivasi untuk bekerja sama untuk mengerjakan sebuah tugas dan mereka harus mampu mengkoordinasi usahanya menyelesaikan tugasnya dalam kelompok.
Seperti sudah dibahas di atas bahwa metode resitasi merupakan metode pemberian tugas. Maksudnya adalah ketika guru menerangkan atau menyampaikan materi pelajaran, siswa akan mendapatkan tugas yang berhubungan dengan materi pelajaran tersebut. Hasil dari penugasan tersebut dapat dijadikan alat untuk mengukur seberapa jauh pemahaman dan wawasan siswa terhadap materi yang telah diajarkan.
Metode pembelajaran ini akan membuat siswa berperan aktif dalam pembelajaran dan guru menjadi lebih kreatif dalam memberi penugasan. Langkah langkah metode pemberian tugas yang dapat Guru Pintar lakukan menurut Djamarah dan Zain (1995: 88) adalah sebagai berikut:
Langkah pertama yang Guru Pintar lakukan untuk menerapkan metode ini adalah memberikan tugas kepada siswa. Tugas yang diberikan tidak boleh sembarangan atau asal-asalan, ya. Guru Pintar harus mempertimbangkan beberapa hal seperti tujuan yang ingin dicapai, jenis tugas yang bisa dimengerti oleh siswa, instruksi tugas jelas, serta memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk menyelesaikan tugas tersebut. Dengan begitu tugas yang diberikan akan efektif dalam menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.
Langkah kedua adalah fase pelaksanaan tugas. Guru pintar harus memberikan bimbingan atau dorongan kepada siswa agar dapat melaksanakan, mengerjakan serta mengusahakan tugas dapat selesai dengan yang baik dan dikerjakan secara mandiri. Hal yang harus diusahakan adalah siswa mampu menyelesaikan tugasnya sendiri dengan mencatat hasil yang didapatkan secara sistematis dan mudah dimengerti. Dalam fase ini, Guru Pintar juga memberikan penjelasan atau memberikan contoh tugas yang akan diberikan.
Langkah ketiga adalah fase pertanggungjawaban tugas atau yang disebut dengan resitasi. Pada fase ini, siswa akan melaporkan apa yang telah dikerjakannya baik secara lisan maupun tertulis kepada guru. Pertanggungjawaban dapat dilakukan dalam bentuk tanya jawab maupun diskusi. Setelah itu Guru Pintar dapat melakukan penilaian hasil kerja siswa sesuai dengan kemampuan mereka.
Demikianlah beberapa hal mengenai metode resitasi dalam proses pembelajaran. Yuk, coba terapkan metode ini di kelas supaya siswa dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik.
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog