APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

Risiko Berat Bila Kamu Kuliah Dijurusan yang Salah

Tips Kuliah

photo via www.gaylifeafter40.com

Miss, miss apa yang gak nyambung? Mismatch! Eh, ini serius, lho – bukan lucu-lucuan. Jadi, istilah mismatch ini digunakan pula dalam dunia kerja, dimana para pekerja dan bidang pekerjaan yang dilakukannya tidak punya kesesuaian atau kecocokan. Masih belum jelas? Yuk, lanjutin dikit lagi bacaannya.

 

Ketidaksesuaian Antara Latarbelakang Pendidikan dan Bidang Pekerjaan yang Dilakukan

Kita nggak lagi ngebahas chemistry ya, tapi ketidakcocokan antara pekerja dan bidang pekerjaan. Sama seperti ketika kamu install sesuatu ke gadget atau komputermu, adakalanya aplikasi atau software tersebut nggak compatible dengan tool atau peralatanmu. Nah, begitu pula dengan seseorang yang bekerja dengan latarbelakang pendidikan yang tak sesuai.

Misalnya, seseorang yang dulunya kuliah di Teknik Sipil tentu punya kecakapan dalam hal-hal teknik, tentang pembangunan, tentang arsitektur juga, dan seterusnya. Namun karena satu dan lain hal, alumnus Teknik Sipil ini bekerja sebagai Manajer Pemasaran yang menangani tentang laku tidaknya produk suatu perusahaan dipasaran. Nah, nyambung gak, tuh?

Mismatch seperti ini telah terjadi sejak beberapa tahun belakangan, dan konsisten berada pada angka lebih dari 60% selama tiga tahun terakhir. Data yang diungkapkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan dan ECC UGM Career Center menyuarakan hal yang sama, yang berarti hanya pada kisaran 30% saja lulusan perguruan tinggi bekerja pada bidang yang sesuai dengan latarbelakang pendidikannya.

 

Kompetensi yang Masih Dibawah Kualifikasi (underqualified)

Selain missmatch, ada pula persoalan underqualification yang terjadi dipasar kerja. Rendahnya kualitas dan kompetensi lulusan perguruan tinggi, hingga sama sekali tak memenuhi kriteria atau harapan pasar kerja, mengakibatkan tingginya angka pengangguran.

Menurut Kementerian Ketenagakerjaan, setiap tahun kita punya 2 juta orang yang siap berebut pekerjaan. Mengulang data diatas, berarti hanya 3-4 dari 10 orang (kalikan saja dengan 2 juta jika seluruhnya memperoleh pekerjaan) saja yang bekerja dengan bekal pendidikan memadai.

Tunggu dulu. Dari kelompok kecil ini, kemampuan kerjanya juga masih dibawah harapan perusahaan walaupun latarbelakang pendidikannya sudah sesui. Bayangkan saja, saat sebuah perusahaan IT merekrut seorang Sarjana Komputer, tentunya sudah ada sederet tugas yang harapannya bisa dituntaskan. Kenyataannya, ada saja Sarjana Komputer yang nggak paham benar dia musti ngapain.

 

Kenapa bisa terjadi underqualification seperti ini? Ngapain aja selama kuliah kemarin?

Disinilah pentingnya kita punya minat kuat dalam kuliah. Kalau, misalnya, kamu kuliah komputer karena dorongan keluarga (mungkin IT adalah dunia yang akrab bagi keluarga?) sedangkan kamunya sendiri sebenarnya lebih tertarik pada Biologi, maka melalui masa-masa kuliah akan terasa bagai siksaan yang tak berujung buatmu. Ngapain masuk kuliah kalau tetep aja nggak tertarik (atau nggak paham) dengan kuliahnya? Atau, kamu tetep masuk kuliah, tapi tidur sampai kuliahnya selesai.

Alhasil, setelah lulus dan menghadapi pasar kerja, kamu serasa bangun dari mimpi, "Eh, aku bisa apa? Mau ngapain sekarang?"

Sayangnya, pertanyaan semacam ini sudah sangat terlambat bila muncul dikepala setelah lulus kuliah. Jadi, sebaiknya, tanyakan bertanyaan itu sedari sekarang, sebelum kamu menentukan pilihan jurusan kuliah. Yes, pals. The future is now.

0
290

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog