Seberapa Sehatkah Sobat? – Secara Mental
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Seberapa Sehatkah Sobat Secara Mental, image via www.dynamicyou.org
Kita dapat dengan mudah menyadari ketika badan terasa kurang sehat – entah pegal-pegal, sakit kepala, atau demam. Tapi sudah cukupkah perhatian yang dialamatkan pada kesehatan mental kita? Thanks to Joker – karenacukup populernya film tersebut, kesehatan mental menjadi perhatian banyak orang saat ini.
Sosok Joker dalam film menggambarkan laki-laki dewasa yang mengalami konflik psikologis cukup pelik. Pada kenyataannya, masalah kesehatan mental tak hanya menjadi masalah orang dewasa. Pelajar pada usia yang jauh lebih muda hingga mahasiswa pada usia dewasa awal juga rentan mengalami gangguan mental.
Pada tahun 1983 pernah terjadi Depresi Besar ketika perekonomian dunia menurun drastis. Pada saat itu, banyak orang mengalami gangguan mental, termasuk kalangan pelajar dan mahasiswa. Akan tetapi, beberapa tahun belakangan ini gangguan mental pelajar dan mahasiswa meningkat hingga lima kali dibanding masa-masa kelam dunia pada masa itu.
Tingkat kesehatan mental pelajar dan mahasiswa tersebut senada dengan laporan World Health Organization (WHO), sebagaimana dikutip oleh CNN Indonesia. Satu dari tiga mahasiswa baru di Inggris, Spanyol, Afrika Selatan, Irlandia Utara, Meksiko, Jerman, Belgia, dan Australia mengalami gangguan mental.
You may have guessed the cause – and you're right. Perubahan status menjadi mahasiswa dari pelajar sekolah selama 12 tahun memang menyenangkan, bahkan dapat menjadi euforia tersendiri. Apalagi, bila kita berhasil lolos seleksi pada jurusan yang telah diidam-idamkan selama ini dan di kampus yang bergengsi. Rasanya luar biasa senang, bukan?
Akan tetapi, ada banyak perubahan dalam hidup yang mengiringi perubahan status tersebut – mulai dari perubahan jadwal belajar, lingkaran pertemanan, hingga tempat tinggal. Rasa aman dan nyaman dengan keadaan yang selama ini akrab harus tiba-tiba berubah dan segalanya terasa asing.
Bagaimana pula dengan mereka yang harus mengubur impiannya? Pada umumnya kita kurang siap untuk menghadapi dan menerima kegagalan, terutama atas sesuatu yang telah dipersiapkan dengan sungguh-sungguh – seperti SBMPTN. Maka betapa kuatnya prahara gangguan psikologis yang harus dihadapi ketika harus menghadapi kenyataan yang tak diharapkan.
Wujud dari gangguan psikologis tidak selalu sama pada setiap orang. Bagi pelajar di sekolah, kesulitan belajar pun sudah dikatakan sebagai gejala kesehatan mental ketika dilatarbelakangi oleh konflik dengan orang tua, misalnya. Bahkan, skor Tata Tertib Sekolah yang terus bertambah juga bisa menjadi acuan kesehatan mental, Sobat.
Depresi secara umum boleh jadi muncul disebabkan oleh Ujian Nasional. Tapi bahkan sikap mudah tersinggung, acuh, selalu cemas, murung, dingin, hingga terlalu pesimis pun cukup disebut sebagai gangguan mental. Secara fisik, perubahan berat badan yang drastis juga bisa menandakan seseorang sedang mengalami masalah kesehatan mental.
Sobat Pintar merasa mengalami salah satu gejala diatas? Apakah serta-merta kita mengatakan diri sendiri mengalami gangguan mental ketika merasa khawatir dengan Ujian Nasional yang akan tiba, misalnya?
Kita semua dapat merasa sedih dan senang secara bergantian – dan itu wajar. Akan tetapi, bila perubahan suasana hati tersebut terjadi secara ekstrim dalam rentang waktu yang cukup singkat, kita sendiri perlu mewaspadainya.
Setiap kita memiliki peran sebagai siswa di sekolah, mahasiswa di kampus, anak di rumah, teman, dan lain-lain. Setiap peran membawa tanggung jawabnya masing-masing. Perubahan suasana hati yang mempengaruhi perubahan sikap secara ekstrim sehingga tak mampu memenuhi tanggung jawab pribadi dapat menjadi indikasi terganggunya kesehatan mental.
Selain ketidakmampuan memenuhi tanggung jawab pribadi, apa lagi tanda-tanda penting yang tak boleh dilewatkan? Cukup banyak, Sobat, misalnya menyakiti diri sendiri secara fisik, suasana hati berubah drastis tanpa sebab yang jelas, perubahan selera makan yang ekstrim, merasa tak punya harapan, hingga keinginan untuk mengakhiri hidup.
Menurut psikolog, perempuan secara umum berpotensi tiga kali lebih rentan mengalami gangguan mental disebabkan oleh perkembangan dan perubahan hormonal. Bukan berarti laki-laki lebih tangguh menghadapi gangguan psikologis ya, Sobat. Pasalnya, kesehatan mental merupakan sesuatu yang kompleks, termasuk genetik turut berperan didalamnya.
Jadi, jangan ragu melakukan konseling ketika memang dirasa membutuhkan bantuan. Jangan disimpan dan dipendam sendiri karena takkan ada solusi yang muncul tiba-tiba. Lagipula, karena Konseling Aku Pintar dapat dilakukan secara online langsung melalui ponselmu, privasimu dapat tetap terjaga. No one should know or say something about it.
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog