APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

Tes Psikologi Anak SMP: Dampingi Remaja dalam Tumbuh Kembangnya

Psikologi perkembangan anak SMP membutuhkan pendampingan orang tua dan guru yang intensif.

Photo by Patrick Buck on Unsplash

Psikotes masuk SMP memang tidak diwajibkan, tetapi sebenarnya sangat dibutuhkan oleh peserta didik. Siswa SMP sedang berada dalam masa kritis perkembangan kognitif dan mental, sehingga mengalami banyak perubahan, baik fisik, emosi, maupun sosial. Dukungan yang tepat sangat dibutuhkan oleh peserta didik pada masa seperti ini, dan psikotes dapat membantu kita memberikan dukungan tersebut, Guru Pintar.

 

4 Aspek Perkembangan pada Remaja

tes psikologi anak SMP
Photo by Melissa Askew on Unsplash

WHO mengategorikan remaja dalam rentang usia 10 hingga 19 tahun. Sementara itu, Britannica menggunakan patokan pubertas untuk menandai ketika seorang anak mulai memasuki usia remaja. Secara umum pubertas terjadi pada usia 12 atau 13 tahun. Sebagian anak mengalami pubertas lebih cepat, ada pula yang lebih lambat.

Dengan demikian, siswa SMP yang rata-rata berusia 12 sampai 15 tahun termasuk dalam kategori remaja, tepatnya remaja awal dan pertengahan. Selama tiga tahun bersekolah di SMP, remaja mengalami perkembangan fisik, kognitif, emosi, dan sosial.

1. Perkembangan Fisik

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, pubertas menjadi penanda yang paling kentara saat anak memasuki usia remaja. Selama pubertas, otak memproduksi hormon-hormon seperti testosteron dan estrogen, sehingga bentuk badan anak mengalami perubahan. Guru Pintar tentu memperhatikan bagaimana beberapa siswa bertambah tinggi atau menjadi lebih berisi dengan begitu cepat. Bau badan dan jerawat juga merupakan bagian dari perubahan fisik yang dialami oleh remaja.

Perubahan fisik seperti gambaran di atas dialami oleh semua remaja, tetapi bersifat sangat personal. Lini masa yang berbeda antara seorang anak dengan teman-teman remajanya yang lain bisa menimbulkan stres tersendiri.

2. Perkembangan Kognitif

Remaja mengalami perkembangan neuron otak yang sangat cepat. Perubahan struktur dan fungsi otak selama remaja sangat berpengaruh terhadap perkembangan kognitif dan perilaku. Itulah sebabnya, anak remaja sudah bisa mencerna hal-hal yang bersifat abstrak dan rumit, tak sekadar hitam putih atau yang tampak mata sekarang.

Di usia remaja, anak mulai mengembangkan kemampuan berhipotesis atau berpendapat, mengujinya, dan menilai hipotesis atau pendapat tersebut secara rasional. Di usia ini pula remaja mulai mengembangkan kerangka berpikir deduktif, rasional, dan sistematis. Kemampuannya berimajinasi, mengingat, berpikir kritis, dan mengamati juga meningkat.

Sayangnya, remaja masih cukup sering menunjukkan sikap dan perilaku yang egosentris. Terutama di masa remaja awal, tindakan yang diambil oleh anak cenderung dipicu untuk memburu dopamin pada otak. Alih-alih memikirkan akibat, remaja lebih termotivasi oleh reward dan sensasi dalam bertindak.

Baru di tahap perkembangan selanjutnya, korteks prefontal remaja mulai memegang kendali. Di tahap ini, remaja mulai mampu menahan diri dan memikirkan masa depannya.

3. Perkembangan Emosi

Usia remaja diwarnai dengan perjuangan anak untuk mengidentifikasi peran gendernya. Pada saat yang sama, remaja mulai beranjak mandiri secara emosional maupun jasmaniah dari orang tuanya. Cuek, lebih suka menghabiskan waktu bersama teman-temannya, membantah, hingga menerabas batasan-batasan yang diberikan merupakan sebagian dari ekspresi kemandirian yang sedang dikejar oleh remaja.

Sembari emosinya mengalami perkembangan, remaja sejatinya sedang membangun keterampilan-keterampilan yang kelak akan dibutuhkannya dan menggali keunikan dirinya. Sebagian remaja mampu merangkul perubahan yang dialaminya dan semakin mandiri, sedangkan sebagian lagi membutuhkan dukungan agar lebih percaya diri.

4. Perkembangan Sosial

Menginjak remaja, lingkaran sosial anak mulai berkembang lebih besar dari lingkup keluarga. Identitas diri merupakan inti dari perkembangan sosial remaja. Perjalanan dalam mencari identitas diri bahkan terkadang terjadi seumur hidup, dan dimulai sejak masa remaja.

Beriringan dengan perjuangannya untuk mandiri, dalam mencari identitas diri remaja menjadi lebih tertarik dengan lawan jenis, semakin jarang melibatkan orang tua saat mengalami kesusahan, dan lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-temannya ketimbang dengan orang tua. Teman-teman dalam kelompoknya bisa sangat berpengaruh, apalagi remaja cenderung memiliki loyalitas kelompok yang sangat kuat.

Remaja juga rentan mengalami kecemasan dan depresi, yang bisa membuatnya terlibat masalah di sekolah atau melakukan hal-hal yang berisiko. Saat tanggung jawab sosialnya tumbuh, remaja bisa bersikap kritis atas ketidakadilan sosial yang terjadi.

 

Karakteristik Anak Usia SMP (13-15 tahun)

psikologi perkembangan anak smp
Photo by Luke Porter on Unsplash

Sejalan dengan psikologi perkembangan anak SMP di atas, terdapat karakteristik khas yang pasti takkan dilewatkan begitu saja oleh tenaga pendidik, khususnya guru SMP. Karakteristik anak SMP di bawah ini terkait erat dengan perubahan fisik, kognitif, emosi, dan sosial yang dialami oleh remaja.

  • Remaja SMP cenderung mengalami percepatan pertumbuhan fisik yang cepat, termasuk peningkatan tinggi badan dan berat badan. Terkadang bahkan terjadi ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan, sehingga anak terlihat canggung atau kurang koordinasi.
  • Mulai muncul tanda-tanda pubertas seperti perubahan suara, pertumbuhan rambut di berbagai bagian tubuh, dan perkembangan organ seksual.
  • Timbul kecenderungan ambivalensi antara kebutuhan akan privasi dan waktu sendiri dengan keinginan bergaul, antara keinginan untuk lepas dari kontrol dengan kebutuhan akan bantuan dan bimbingan orang tua.
  • Anak SMP mulai mengembangkan pemahaman yang lebih kompleks tentang moralitas dan etika. Lantaran mulai membentuk sistem nilai pribadi, remaja pun membandingkan kaidah, etika, atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa. Sikap kritisnya terhadap otoritas terlihat dengan mempertanyakan, bahkan mengevaluasi aturan dari orang tua dan guru.
  • Di usia SMP, remaja memiliki ekspresi dan reaksi emosi yang masih labil. Perubahan suasana hatinya cenderung cepat dan intens.
  • Kecenderungan minat dan pilihan karier relatif sudah lebih jelas meskipun mungkin masih sering berubah-ubah. Eksplorasi minat baru mungkin tampak dari keterlibatan anak dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Kemampuannya belajar secara mandiri juga meningkat, seiring dengan tumbuhnya minat akademis yang lebih spesifik.
  • Dengan berkembangnya kemampuan berpikir abstrak dan logis, remaja mulai memahami konsep-konsep yang lebih kompleks. Remaja juga mulai mampu memikirkan kemungkinan-kemungkinan lain, yang sangat berkontribusi terhadap kemampuannya dalam memecahkan masalah.
  • Teman sebaya memiliki pengaruh yang sangat besar. Penerimaan dan persetujuan dari kelompok teman sangat penting. Melalui kegiatan sosial, remaja memupuk hubungan yang lebih mendalam dengan teman-temannya.
  • Remaja cenderung sangat terampil dalam menggunakan teknologi dan media sosial. Bahkan media sosial sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan sosialnya.

 

Permasalahan Psikologis Anak SMP

minat bakat siswa SMP
Photo by Tirachard Kumtanom on Pexels

Masa SMP merupakan periode transisi yang sangat dinamis. Remaja mengalami banyak perubahan dan perkembangan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupannya. Tak pelak bila ada berbagai permasalahan psikologis yang dihadapi. Berikut beberapa permasalahan psikologis yang umum terjadi dan patut menjadi perhatian kita, Guru Pintar.

  • Kecemasan, mencakup kecemasan sosial maupun akademis. Kecemasan sosial muncul akibat rasa khawatir yang berlebihan terhadap situasi sosial atau penilaian negatif dari orang lain. Sementara itu, kecemasan akademis biasanya diakibatkan oleh tekanan untuk berprestasi di sekolah.
  • Depresi, yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor termasuk tekanan akademis, masalah keluarga, atau masalah dengan teman sebaya. Gejala yang bisa diamati antara lain tampak sedih berkepanjangan, kehilangan minat pada aktivitas yang biasa dinikmati, perubahan nafsu makan dan pola tidur, serta perasaan tidak berharga atau putus asa.
  • Gangguan perilaku, bisa berupa tentangan, ketidakpatuhan, dan permusuhan terhadap figur otoritas. Gangguang ini juga bisa berupa pelanggaran serius terhadap norma sosial, seperti berkelahi, mencuri, atau merusak properti.
  • Bullying, bisa sebagai pelaku atau korban. Bullying, baik sebagai korban ataupun pelaku, dapat berdampak negatif pada kesehatan mental remaja. Bullying dapat menyebabkan rendahnya harga diri, kecemasan, depresi, bahkan pikiran untuk bunuh diri.
  • Identitas dan citra diri, yang dalam proses pencariannya bisa menyebabkan kebingungan dan stres. Remaja yang sedang berusaha menemukan jati dirinya juga mengalami perubahan fisik pubertas yang dapat memengaruhi citra diri dan harga dirinya. Tak jarang masa ini dilalui dengan penuh kekhawatiran tentang penampilan fisik.
  • Gangguan makan, yang disebabkan oleh rasa tidak puas terhadap tubuhnya. Gangguang seperti anoreksia nervosa dan bulimia bisa menyebabkan perilaku makan yang tidak sehat.
  • Tekanan dari teman sebaya atau peer pressure merupakan tekanan untuk menyesuaikan diri dengan kelompok sebaya. Tekanan seperti ini dapat berpengaruh negatif karena mampu mendorong tindakan berisiko, seperti penggunaan narkoba, alkohol, atau perilaku seksual berisiko. Bila tidak menuruti tekanan dari teman sebaya, ancaman atau risikonya adalah tidak diterima dalam kelompok. Hampir tak ada remaja yang sanggup merasa terasing dan kesepian, apalagi bila disengaja oleh teman-temannya.
  • Masalah keluarga, bisa berupa perceraian atau konflik orang tua. Konflik keluarga seperti ini dapat menyebabkan stres dan masalah perilaku pada anak. Jangankan konflik, kurangnya dukungan dari keluarga saja sudah membuat remaja merasa kesulitan mengatasi masalahnya.
  • Teknologi dan media sosial ibarat pisau bermata dua bagi remaja. Penggunaan teknologi dan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan kecanduan dan masalah dalam interaksi sosial sehari-hari. Di samping itu, cyberbullying harus menjadi perhatian guru dan orang tua. Ancaman dan pelecehan melalui media sosial dapat berdampak serius pada kesehatan mental anak remaja.

 

Tujuan Tes Psikologi pada Anak Usia 13-15 Tahun


Photo by Ron Lach on Pexels

Untuk menangani permasalahan psikologi perkembangan anak SMP, dibutuhkan pendekatan komprehensif yang melibatkan keluarga, sekolah, dan terkadang juga konselor/terapis. Pada kasus bullying, misalnya, perhatian sekolah dan tenaga pendidik amat berperan penting.

Pada intinya, pendekatan yang tepat dapat membantu remaja SMP mengatasi tantangan psikologis yang dihadapinya. Untuk itu, psikotes anak SMP menjadi alat yang tepat guna:

1. Mengidentifikasi Masalah Psikologis

Psikotes dapat membantu mengidentifikasi tanda-tanda awal gangguan kecemasan atau depresi pada remaja. Identifikasi dini diperlukan agar intervensi dapat dilakukan sesegera mungkin. Pada kasus-kasus yang spesifik, tes psikologi juga digunakan untuk mendeteksi gangguan perilaku seperti ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder), ODD (Oppositional Defiant Disorder), dan gangguan perilaku lainnya.

2. Mengevaluasi Kemampuan Kognitif dan Akademis

Tes psikologi anak SMP dapat mengukur kemampuan berpikir logis, pemecahan masalah, dan kemampuan abstrak yang mulai berkembang pada usia ini. Psikotes juga mampu menilai potensi akademis dan kemampuan belajar anak, sehingga orang tua dan guru dapat memberikan dukungan pendidikan yang sesuai.

3. Menilai Perkembangan Sosial dan Emosi

Tes psikologi SMP digunakan untuk menilai kemampuan anak dalam berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa. Psikotes juga digunakan untuk mengidentifikasi masalah-masalah seperti bullying atau isolasi sosial. Secara umum psikotes mampu menilai kesehatan emosional anak, termasuk harga diri, citra diri, dan kemampuannya dalam mengelola emosi.

4. Melakukan Bimbingan Karier dan Minat

Psikotes cukup sering digunakan untuk mengidentifikasi minat bakat siswa SMP. Semakin banyak orang tua yang menyadari kegunaan psikotes dalam memahami preferensi karier anak. Kedua pihak selanjutnya dapat bersama-sama merencanakan jalur pendidikan yang sesuai.

5. Menilai Fungsi Eksekutif

Fungsi eksekutif adalah proses-proses yang berkaitan dengan pengaturan diri sendiri maupun sumber daya lain dalam rangka meraih tujuan tertentu. Fungsi eksekutif meliputi kemampuan berpikir, yang terdiri dari kontrol diri dan kontrol pikiran.

Nah, tes psikologi anak SMP digunakan untuk menilai kemampuannya dalam merencanakan, mengatur, dan mengelola waktu. Psikotes juga mengukur kemampuan anak dalam mengendalikan dorongan hatinya dan membuat keputusan yang baik.

6. Memberikan Intervensi dan Dukungan

Psikotes masuk SMP dapat digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar khusus pada peserta didik. Hasil psikotes dapat menjadi rujukan bagi tenaga pendidik untuk merancang strategi pembelajaran yang efektif. Informasi yang diperoleh dari psikotes juga dapat digunakan untuk merancang program terapi atau konseling yang tepat, sesuai dengan kebutuhan permasalahan psikologis yang ada.

7. Memantau Perkembangan

Tes psikologi SMP dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memantau psikologi perkembangan anak SMP secara berkala. Observasi berkala seperti ini diperlukan untuk memastikan bahwa remaja SMP berkembang sesuai dengan usianya dan menerima dukungan yang dibutuhkannya.

8. Mengambil Keputusan Pendidikan

Psikotes masuk SMP dapat diselenggarakan secara spesifik untuk penempatan kelas atau program pendidikan khusus. Psikotes mampu memberikan dukungan bagi peserta didik yang membutuhkan rencana pendidikan individual, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.

 

Cara Mengetahui Perkembangan Psikologi pada Anak

DAFTAR DI SINI: https://akupintar.id/tes-psikologi

Agar orang tua dan tenaga pendidik dapat memahami dan mendukung perkembangan remaja secara menyeluruh, dibutuhkan tes psikologi sekaligus minat bakat siswa SMP yang tepat. Berdasarkan hasil tes, baik orang tua, guru, maupun profesional dapat memberikan intervensi, dukungan, dan bimbingan yang sesuai. Aku Pintar menyediakan tes psikologi anak SMP dalam rangka membantu remaja mencapai potensi terbaiknya di bidang akademis, sosial, hingga karier.

 

Kesimpulan

Psikotes atau tes psikologi anak SMP sangat penting karena dapat membantu mengidentifikasi masalah psikologis dan emosi sejak dini, seperti kecemasan, depresi, dan gangguan perilaku. Tes ini juga menilai kemampuan akademis dan kognitif, menilai perkembangan sosial dan emosi, membantu mengatasi masalah interaksi sosial dan bullying, serta mendukung kesejahteraan emosi remaja.

Lebih jauh lagi, psikotes anak SMP berperan dalam mengidentifikasi bakat dan minat remaja, sehingga orang tua dapat mendampingi dalam merencanakan pendidikan dan kariernya masa depan. Dengan memantau psikologi perkembangan anak SMP serta menjalankan intervensi yang diperlukan, orang tua dan guru dapat memastikan bahwa di usia remaja anak menerima dukungan yang dibutuhkannya untuk berkembang dengan baik secara holistik.

00

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog