6C, Keterampilan Abad 21 yang Wajib Dimiliki Siswa
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Skill abad 21 sebenarnya tidak terbatas pada 4C. Sebagai pendidik, kita tentu telah memahami betapa pentingnya critical thinking, communication, collaboration, dan creativity bagi peserta didik. Namun dalam Deep Learning, ternyata dibutuhkan 6C demi terwujudnya pembelajaran yang holistik.
Deep Learning adalah sebuah pendekatan terhadap pendidikan yang dirumuskan oleh Michael Fullan. Dalam konsep Deep Learning, pendidikan dirancang agar peserta didik memahami materi pelajaran sekaligus juga mengembangkan kompetensi, keterampilan, dan karakter. Dalam pendekatan ini, kompetensi siswa tidak diukur semata-mata dari kemampuannya menghafal dan menguasai materi pelajaran.
Tak heran bila kita sekarang membutuhkan "kaca mata" baru, Guru Pintar. Seperti apa kompetensi siswa yang harus kita wujudkan dan bagaimana caranya?
Â
Photo by Tirachard Kumtanom on Pexels
Dalam Deep Learning, pendidikan dirancang untuk menyiapkan peserta didik agar sukses secara akademis sekaligus aktif di tengah masyarakat. Belajar di kelas dan mengikuti ujian tak lagi menjadi fokus utama pembelajaran. Sebaliknya, membekali siswa dengan keterampilan abad ke-21 menjadi tujuan pembelajaran.
Apa itu keterampilan abad ke-21? Pada dasarnya, keterampilan tersebut merupakan keterampilan mendasar yang harus dimiliki semua orang agar dapat menyelesaikan beragam persoalan dalam hidup. Dalam Deep Learning, keterampilan-keterampilan tersebut disebut sebagai keterampilan 6C .
Dari macam-macam keterampilan yang ada, komunikasi merupakan keterampilan yang dibutuhkan siswa dalam ruang lingkup pendidikan, sosial, dan, kelak, profesional. Dalam setiap jenjang kehidupan, keterampilan berkomunikasi sangat diperlukan agar tercapai pemahaman yang sama oleh semua pihak.
Agar komunikasi menjadi keterampilan abad 21 yang bermanfaat bagi siswa, kita dapat melakukan beberapa aktivitas di kelas, Guru Pintar. Diskusi kelompok, debat tim, simulasi wawancara, role-playing, penulisan kolaboratif, analisis media, dan projek kelompok bisa menjadi alternatif aktivitas di kelas untuk memupuk keterampilan siswa dalam berkomunikasi.
Keterampilan 6C berikutnya adalah kolaborasi. Kolaborasi juga bisa menjadi wadah bagi siswa untuk mengasah kemampuan berkomunikasi, khususnya dalam kelompok. Melalui kolaborasi, siswa belajar bagaimana cara berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain demi tercapainya suatu tujuan.
Bekerja sama dengan orang yang memiliki perspektif, keterampilan komunikasi, ataupun latar belakang yang berbeda adalah hal yang tak dapat dielakkan. Siswa perlu mempelajari contoh keterampilan hidup ini melalui kolaborasi di kelas. Kita perlu terus mengubah kelompok, tempat duduk, dan lain sebagainya agar setiap siswa berkesempatan untuk mengembangkan keterampilan kolaborasinya.
Keterampilan abad 21 yang satu ini adalah sebuah proses analitis. Kita dapat mendorong siswa berpikir kritis dengan melontarkan asumsi yang lantas memicu mereka untuk bertanya. Kita juga bisa mengajukan pertanyaan yang jawabannya cenderung "abu-abu." Kegiatan lain yang serupa dapat dilakukan asalkan mampu membuat siswa berpikir dan belajar secara mendalam.
Critical thinking sebenarnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bila kita mengajarkannya dengan tepat dan siswa dapat mengembangkannya dengan baik, skill abad 21 ini akan menjadi skill yang bermanfaat seumur hidup.
Orang yang kreatif dan kritis cenderung mampu menyelesaikan persoalan tanpa menanggung beban mental yang berlebihan. Sayangnya, tidak semua siswa kreatif. Oleh karena itu, kita mesti memberikan pengalaman belajar yang sedemikian rupa sehingga sisi kreatif siswa muncul. Kompetensi siswa dalam berkreativitas dapat dipupuk, salah satunya, melalui kegiatan seni.
Pada dasarnya, salah satu keterampilan 6C ini menekankan pada pentingnya lingkungan tempat siswa tinggal dan belajar. Dalam arus informasi global seperti sekarang, siswa harus memiliki identitas diri yang kuat, yang selaras dengan lingkungan dan budayanya.
Keterampilan 6C yang terakhir ini menyoroti pentingnya memiliki empati dan kepedulian terhadap orang lain, terutama dalam era digital seperti sekarang. Seseorang yang peduli dan welas asih terhadap orang lain cenderung memiliki kecerdasan emosional yang baik.
Namun demikian, karakter tidak dapat diajarkan melalui mata pelajaran tertentu. Justru siswa menyerap dan mengembangkan karakternya melalui guru dan sosok-sosok penting lain yang dijumpai sehari-hari. Oleh karena itu, seyogianya setiap tindakan dan perilaku kita menunjukkan kualitas leardership dan kecerdasan emosional yang baik agar siswa dapat meneladani dan mengembangkan kompetensi abad 21 yang dibutuhkannya.
Photo by Element5 Digital on Unsplash
Di atas telah disebutkan beberapa kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk memupuk kompetensi siswa dalam 6C. Projek kelompok, misalnya, dapat memupuk keterampilan komunikasi dan kolaborasi siswa dengan lebih efektif bila dilakukan selama kurun waktu tertentu. Mengerjakan suatu projek bersama-sama dalam waktu yang tak singkat dapat mengembangkan kreativitas siswa dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul selama projek tersebut berlangsung.
Kita juga bisa membawa kasus nyata dari luar, seperti pengelolaan sampah, untuk mengintegrasikan 6C dalam pembelajaran abad ke-21. Cara ini dapat membuat siswa lebih mengenal kultur dan lingkungannya sendiri, sekaligus memupuk empatinya. Beri keleluasaan untuk bereksplorasi, sehingga siswa mengenal orang-orang, budaya, dan isu-isu di sekitarnya dengan lebih mendalam.
Kita juga perlu beradaptasi dengan media yang digunakan untuk mengasah keterampilan abad 21 dengan, misalnya, lebih melek penggunaan aplikasi, pengembangan perangkat lunak, robotika, maupun inovasi-inovasi teknologi lainnya. Bukankah kita, sekali lagi, adalah teladan karakter bagi siswa, Guru Pintar?
Kompetensi abad 21 bagi siswa adalah bekal penting yang diperlukannya untuk menyongsong masa depan. Tugas kitalah untuk mendukung peserta didik menyiapkan bekal tersebut. Lantas dari seluruh keterampilan 6C di atas, manakah yang sudah kita kerjakan, Guru Pintar? Mana pula yang masih belum terlaksana?
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog