APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

BelajarPintarV3

Peta Belajar Bersama

Halo Sobat Pintar! sebentar lagi kita akan memasuki materi bab 8 nih, tapi perhatikan Peta Belajar Bersama di bawah dulu ya!


Jangan lupa di catat ya!

Sejarah Televisi Indonesia



Sumber: Mediaindonesia.com

Istilah televisi pertama kali diperkenalkan oleh Constatin perskyl asal Rusia pada acara  International Congress of Electricity di Paris tanggal 25 agustus 1900. Rusia (saat itu bernama Uni Soviet) baru berhasil mengembangkan saluran televisi pada tahun 1938 (proses pengembangan dimulai sejak tahun 1931). Sedangkan di Indonesia sendiri televisi mulai berkembang tahun 1955 ketika dilaksanakannya Pekan Raja 200 Tahoen Djogjakarta, yang menampilkan pesawat televisi yang dibawa langsung dari Uni Soviet. 

Indonesia baru memiliki siaran televisi ketika akan mengadakan Asian Games, sesuai dengan keluarnya Surat Keputusan Menteri Penerangan No:20/E/M1961. Yang kemudian dibentuklah Panitia Persiapan Pembangunan Televisi di Indonesia. Tanggal 24 agustus 1962 di Jakarta. Panitia persiapan pembangunan televisi di Indonesia bekerjasama dengan tim Televisi Organizing Committee Asian Games IV, momen tersebut melahirkan stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang baru disahkan pada 20 oktober 1963 berdasarkan pada Surat Keputusan Presiden No. 251/1963

Indonesia meluncurkan satelit Komunikasi Satelit Domestik (SKSD), dengan Satelit Palapa A1 pada 16 agustus 1967 yang bertujuan untuk melancarkan siaran televisi TVRI dan komunikasi yang dibantu oleh negara lain. Tahun 1989 program penyiaran Indonesia semakin berkembang bahkan pada 24 agustus 1989 muncul siaran-siaran televisi Indonesia yang semakin meramaikan saluran televisi Indonesia, salah satunya adalah saluran Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang muncul karena adanya SK Menteri Penerangan RI Nomor: 190A/Kep/Menpen/1987. Yang kemudian disusul oleh kehadiran saluran Surya Citra Televisi (SCTV) pada 23 januari 1991 dan PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (TPI).

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Peluncuran Satelit Indonesia


Sumber: Republika.co.id

Satelit Indonesia adalah satelit yang didaftarkan ke ITU atas nama Administrasi Telekomunikasi Indonesia (Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 13/P/M.KOMINFO/8/2005 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi yang Menggunakan Satelit). Indonesia menjadi Negara ketiga di dunia yang mengoperasikan sistem komunikasi satelit domestik dengan menggunakan satelit geostasioner yaitu sistem Palapa A yang diluncurkan pada tahun 1976. 

Sistem satelit ini menyediakan layanan telefoni dan faksimili antar kota di Indonesia dan menjadi infrastruktur utama distribusi program TV (Priyanto, 2004). Adapun satelit Indonesia yang telah beroperasi dari awal generasi satelit Indonesia hingga saat ini sebagai berikut: 

Palapa-A1

Nama Palapa diambil dari istilah “sumpah palapa” yang diucapkan Gajah Mada, patih Kerajaan Majapahit pada abad ke-14 yang ditulis di dalam Pararaton (buku raja-raja). Gajah Mada bersumpah tidak akan mencicipi rempah apapun sebelum berhasil menyatukan nusantara. Berdasarkan filosofi tersebut, Palapa juga diidentikkan sebagai cara modern untuk menyatukan Indonesia. Program Palapa dimulai pada tahun 1975 ketika pemerintah Indonesia memberikan kontrak dua satelit kepada Boeing. Nama palapa diberikan oleh Presiden Soeharto (Indosat)

Palapa-A1 yang diluncurkan pada tanggal 8 Juli 1976 sukses dimuati oleh traffic dari 40 stasiun bumi di seluruh Indonesia. Enam dari 12 transponder dimuati oleh telefoni dan 1 transponder oleh program televisi nasional sedangkan lima transponder lagi untuk backup. 

Palapa-A2 

Pada tanggal 11 Maret 1977, Palapa-A2 yang berlokasi pada slot orbit 77o BT diluncurkan dari Kennedy Space centre, Cape Canaveral, Florida, AS untuk keperluan backup dan siap dioperasikan jika Palapa-A1 mengalami kegagalan atau saat permintaan tidak bisa diakomodir oleh Palapa-A1(Priyanto, 2004). 

Palapa-B1

Karena masa akhir operasi Palapa-A1 dan Palapa-A2 pada 1983 dan 1984 berturut-turut, perencanaan untuk menggantikan satelit Palapa A dimulai pada tahun 1979 untuk mempertahankan operasi sistem Palapa. Keperluan satelit generasi kedua dibuat dari estimasi keperluan telekomunikasi domestik berdasarkan hasil kelompok kerja para ahli teknik dan ekonomi ASEAN pada tahun 1978 (Priyanto, 2004). Dalam hal cakupan, Palapa A1 mencakup wilayah Indonesia saja sedangkan Palapa B dapat mencakup seluruh wilayah ASEAN. Dalam hal kapasitas, Palapa B terdiri dari 24 transponder, dua kali lipat dibandingkan dengan Palapa A. 

Satelit-satelit Palapa B ditempatkan pada lokasi 108o,103o dan 118o BT untuk meminimalisasi interferensi. Palapa B1 diluncurkan pada bulan Juni 1983 dengan menggunakan sistem transportasi antariksa (STS Challenger) dan dengan sukses ditempatkan pada slot orbit 108o BT. Satelit Palapa B1 dijual pada PT. Pasifik Satelit Nusantara pada tahun 1990 untuk kepentingan bisnis “satelit inklinasi”

Palapa-B2

Palapa B2 tidak berhasil ditempatkan di orbit karena terdapat masalah pada motor hentakan (Priyanto, 2004). 

Palapa-B2P 

Sebagai pengganti Palapa B2, Palapa B2P dibuat dan diluncurkan pada bulan Maret 1987. Satelit ini digunakan untuk penyewaan pihak ketiga (domestik dan luar negeri). Palapa B2P ditempatkan pada 113o BT (Priyanto, 2004). 

Palapa-B2R 

Satelit Palapa B2 dipulihkan melalui suatu operasi penerbangan pesawat ulang alik dan diperbaiki. Peluncuran  kembali Palapa B2 (dinamakan B2R) dilakukan pada tahun 1990 untuk menggantikan Palapa B1 (Priyanto, 2004). 

Palapa-B4

Karena perkembangan pasar, pada tahun 1992 Telkom meluncurkan Palapa B4 yang berlokasi pada 118o BT. Sebagai penyelenggara satelit tertua, Telkom merupakan penyelenggara satelit yang sudah banyak meluncurkan satelit (Priyanto, 2004). 

Satelit Palapa-C 

Membawa 30 transponder dibandingkan dengan Palapa-B yang membawa 24 transponder. Transponder C-Band Palapa-C terdiri dari 24 aktif transponder dan 6 transponder cadangan untuk beroperasi di range 3700-4200 MHz/5925-6425 MHz. untuk wilayah extended C-Band, terdapat 6 buah transponder aktif dan 2 buah transponder cadangan untuk beroperasi di range 3400-3640 MHz/6425-6665 MHz. 

Palapa-C1

Dua buah satelit Palapa C tipe HS-601 diluncurkan pada tahun 1996. Palapa-C1 diluncurkan pada tanggal 31 Januari 1996 dengan pendorong Atlas-2AS dan ditempatkan pada 113o BT. Satelit Palapa-C1 memiliki anomali daya listrik sehingga kehilangan kemampuan untuk mengisi ulang baterainya. Pengendali isi ulang baterai tidak berfungsi sehingga pada periode gerhana yang terjadi dua kali dalam setahun satelit tidak memiliki cadangan daya. Satelit dinyatakan tidak dapat digunakan untuk misi yang direncanakan, klaim asuransi dibayarkan dan nama satelit diserahkan kepada pihak asuransi. 

Hughes Global Services mendapatkan satelit dan membuat prosedur untuk mempertahankan operasi layanan geostasioner secara penuh kecuali selama gerhana dan periode singkat pada kedua sisi di setiap kejadian gerhana. Dari total 88 hari per tahun, satelit harus dimatikan selama rata-rata tiga jam per hari. Ketersediaan keseluruhan transponder menjadi 96 persen. Satelit kemudian berganti nama berturut-turut menjadi HGS 3, kemudian Anatolia 1 dan Paksat 1 pada tahun 2002

Palapa-C2 

Diluncurkan pada tanggal 15 Mei 1996 dengan roket Ariane-44L H10-3 dari Kourou, Guyana Perancis. Setelah akhir masa operasinya, Palapa-C2 digantikan oleh Palapa-E (Krebs, 2013). aktif transponder dan 6 transponder cadangan untuk beroperasi di range 3700-4200 MHz/5925-6425 MHz. untuk wilayah extended C-Band, terdapat 6 buah transponder aktif.

Indostar 

(MCI), anak perusahaan Global Mediacom. Untuk mendistribusikan layanannya di Indonesia, MSV menggunakan satelit Indostar II (MNC Sky Vision). IndoStar-1 merupakan satelit komunikasi komersial pertama yang menggunakan frekuensi S-band yang secara efisien menembus atmosfer dan memberikan transmisi kualitas tinggi dengan antena berdiameter kecil di wilayah yang curah hujannya tinggi seperti Indonesia. Performansi yang sama secara ekonomis tidak layak untuk sistem satelit DTH Ku atau C-band karena dibutuhkan daya lebih untuk penetrasi di atmosfer yang lembab. 

Karena terdapat kegagalan regulator daya, dua dari lima transponder satelit tidak bisa digunakan saat gerhana. Selama periode ini, hanya 80 persen daya yang tersedia. Waktu hidup satelit dapat berkurang tujuh tahun dari 14 tahun yang direncanakan. Perusahaan asuransi telah membayarkan 25 juta Dolar AS untuk kerusakan (Krebs, 2013). 

Indostar-1 (Cakrawarta-1)

Layanan TV berbayar berbasis satelit Indovision dimulai pada awal tahun 1994 di bawah PT. MNC Sky Vision dengan memanfaatkan layanan analog C-band Direct Broadcast Satellite (DBS) satelit Palapa C2. Selanjutnya, pada tahun 1997 dilakukan perubahan teknologi dari analog C-Band Palapa C-2 menjadi digital Indostar-I pada frekuensi S-band. Satelit Indostar-I dikelola oleh PT. Media Citra. 

Indostar-2 (Cakrawarta-2)

Pada tahun 2007 Protostar memesan satelit Protostar 2 dari Boeing Satellite Systems (BSS), Inc. Satelit menggunakan versi Boeing BSS-601HP atau versi daya tinggi dari pesawat antariksa dengan body-stabilized. Pesawat antariksa ini awalnya dibangun sebagai Galaxy 8iR sebelum dibatalkan pada tahun 2004. Agar dapat digunakan sebagai ProtoStar 2, payload dimodifikasi sehingga memuat 10 transponder S-band. Protostar 2 merupakan pengganti satelit Indostar-1. Payload S-band dioperasikan dengan nama Indostar 2 (Cakrawarta 2). Indostar 2/Protostar 2 diluncurkan pada tahun 2009. 

Pada akhir tahun 2009, satelit dilelang kepada SES setelah perusahaan Protostar tutup karena isu koordinasi multi frekuensi. Satelit ini berganti nama menjadi SES 7 pada bulan Mei tahun 2010 (Krebs, 2013). 

Telkom-1

Karena layanan Palapa B2R akan berakhir pada tahun 1999, pada tahun 1995 Telkom membentuk suatu tim yang mempelajari aspek teknis dan bisnis untuk generasi satelit yang baru. Kesimpulan dari studi ini adalah Telkom perlu memperluas kapasitas satelit untuk memenuhi permintaan potensial dari trunking seluler (terutama permintaan Telkomsel, yang saat itu berkembang cukup pesat) dan untuk melayani VSAT pengguna internet. Kemudian dirancanglah satelit Telkom-1 untuk keperluan multi carrier sehingga kapasitasnya bisa mencapai dua kali lipat dibandingkan dengan Palapa B2R untuk VSAT dengan kecepatan bit rendah (Priyanto, 2004). 

Telkom-2 

Untuk menggantikan Palapa B4, Telkom meningkatkan cakupan satelit generasi awalnya dengan memasukkan Guam dan India serta Negara-negara tetangganya untuk merespon pasar jaringan regional dengan Telkom-2 (Priyanto, 2004). 

Garuda-1 

Garuda-1 merupakan satelit pertama yang melayani pasar komunikasi telepon bergerak berbasis bumi di Asia dengan sistem ACeS. Sistem ACeS dimiliki oleh ACeS Internasional yang berbasis di Bermuda dengan pemegang saham utama Pasifik Satelit Nusantara, Lockheed Martin Global Telecommunications, Philippines Long Distance Telephone Company dan Jasmine International Overseas Company. ACeS berhasil mengklaim $101.5 juta dari asuransi karena terdapat anomali di sistem L-Band Garuda-1 yang menyebabkan kapasitas panggilan maksimum menjadi berkurang yaitu menjadi 1.4 juta per hari dari 2 juta per hari yang direncanakan (Krebs, 2013). 

Inasat-1 

Aplikasi satelit kecil, yang posisinya berada di orbit rendah seperti komunikasi di daerah terpencil, pengamatan bumi serta pengamatan lingkungan dan cuaca telah meningkat. Kecenderungan ini terlihat di beberapa Negara Asia Pasifik yang memproduksi dan mengembangkan sistem satelit kecil seperti Korea Selatan, Pakistan, Singapura, Malaysia, Thailand, dan lain-lain. Dibandingkan dengan satelit besar, produksi dan pengembangan satelit kecil lebih mudah dan lebih murah. Satelit kecil dapat menyediakan layanan sebagai berikut: 

  1. Layanan komunikasi data “menyimpan dan mengirimkan kembali” untuk keperluan aplikasi manajemen transportasi dan lingkungan. 
  2. Penginderaan jauh untuk aplikasi sumber daya alam, pertanian dan manajemen kehutanan 
  3. Sebagai instrumen untuk percobaan yang berhubungan dengan ilmu keantariksaan 
  4. Sebagai instrumen demo untuk performansi keteknologian di orbit (skala kecil) 

Inasat-1 merupakan program in-house dan proyek kerjasama antara LAPAN dan beberapa institusi di Indonesia seperti PT Dirgantara Indonesia, PT LEN, ITB dan LIPI. Misi program Inasat-1 mencakup demonstrasi penerbangan, pengukuran kondisi lingkungan, analisis dan verifikasi model penerbangan serta karakterisasi suhu dan medan magnet pesawat antariksa. Tujuan dari program INASAT-1 adalah untuk memperoleh pengalaman sederhana dalam merancang dan mengintegrasikan satelit (LAPAN, 2007). 

LAPAN-Tubsat 

LAPAN-Tubsat merupakan satelit mikro pengamatan video yang dikembangkan di Technical University of Berlin, Jerman oleh tim insinyur Indonesia. Satelit diluncurkan sebagai piggy oleh peluncur Polar Satellite Launch Vehicle dari Sriharikota, India dengan membawa sistem transmisi data S-band, kamera video resolusi tinggi, kamera video resolusi rendah serta penyimpan dan penerus pesan pendek (LAPAN, 2007). LAPAN mengoperasikan dua stasiun bumi untuk mengendalikan satelit LAPAN-Tubsat yaitu stasiun bumi Rumpin di Jakarta dan stasiun bumi Biak di Papua. 

Lokasi stasiun bumi dipilih sedemikian rupa sehingga cakupan wilayahnya cukup besar untuk mencakup seluruh wilayah Indonesia. Sejak tahun 1999, LAPAN dan ISRO telah membuat stasiun TTC di Pulau Biak (Biak-1). Biak-1 merupakan DSRN (Down Range Stations) untuk misi kendaraan peluncur satelit geosinkron. Biak-1 juga digunakan sebagai monitoring performansi tingkat tiga, injeksi GSAT di orbit dan penentuan orbit awal. Disamping itu, Biak-1 menyediakan support TTC misi untuk IRS-IC, IRS-ID, IRS-P3, IRS-P4 dan TES. Stasiun TTC kedua Biak-II merupakan salah satu stasiun TTC C-band utama untuk GSAT pada fase LEOP. 

Biak-II berfungsi sebagai alternative stasiun TTC C-band Intelsat Perth dan dapat digunakan untuk memonitor sinyal snap pesawat antariksa dan operasi venting propelan. 

Palapa-D 

Satelit Palapa D dibuat oleh Thales Alenia Space, Perancis dan diluncurkan pada roket Chinese Long March 3B pada tanggal 31 Agustus 2009. Setelah tes orbit berjalan dengan sukses, satelit telah beroperasi secara komersial pada slot 113o BT sejak tanggal 14 November 2009 (Indosat). Satelit PALAPA-D memiliki transponder lebih banyak dibandingkan dengan seri sebelumnya yaitu 40 transponder. Transponder C-band ini mencakup seluruh wilayah Indonesia, Negara ASEAN, Australia dan sebagian besar wilayah Timur Tengah. Lima transponder band Ku mencakup Indonesia dan Negara tetangga yang dilengkapi dengan daya mencapai 53 dBW. 

Telkom-3 

Pada bulan Desember 2008, JSC Academician M.F. Reshetnev “Information satellite systems” memenangkan tender dengan skema IOD untuk pembuatan sistem satelit telekomunikasi geostasioner Telkom-3 untuk PT.Telkom. Satelit dibangun berdasarkan platform kelas medium yang baru, yaitu Ekspress-1000N. Satelit membawa 23 transponder C-Band dan 10 transponder Ku atau ekuivalen dengan 49 TPE. Massa satelit Telkom 1600 kg dengan daya payload 5.6 kW, dan masa hidup 15 tahun. Telkom 3 terdampar di orbit yang tidak digunakan setelah peluncuran yang disebabkan karena kegagalan upper stage.

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Industri Mobil Masa Reformasi


Sumber: Cintamobil.com

Perjalanan mobil Timor pada masa orde baru ternyata tidak panjang, dikarenakan banyak tekanan dari pihak luar dan juga adanya krisis moneter yang menyebabkan produsen utama mobil Timor, Kia Motors bangkrut pada tahun 1997 beserta diikuti lengsernya Presiden Soeharto dari kepresidenan Indonesia. Tetapi pada masa reformasi mobil-mobil nasional kembali dibuat, beberapa contoh mobil nasional yang dibuat yaitu:

Bimantara

Mobil Bimantara adalah realisasi proyek mobil nasional yang dikembangkan oleh Bambang Trihatmojo, putra ketiga dari Presiden Soeharto. Mobil yang dikembangkan oleh Bambang Trihatmojo ini sama seperti perkembangan mobil Timor yang memesan secara utuh mobil buatan dari Korea Selatan, namun mobil Bimantara ini bekerjasama dengan produsen Hyundai yang berasal dari Korea Selatan. Desain mobil Bimantara ini sama dengan mobil Hyundai Accent. Perjalanan dari mobil Bimantara ini sama dengan saudara kandungnya, hilang karena adanya krisis

Marlip

Mobil nasional Marlip ini adalah mobil yang dirancang dengan menggunakan teknologi baru dibanding dengan mobil konvensional yang telah meramaikan jalanan di setiap sudut Indonesia. Teknologi yang digunakan oleh mobil ini adalah menggunakan tenaga listrik dimana mengingat semakin langkanya bahan bakar yang biasa digunakan oleh mobil konvensional. Mobil Marlip ini diproduksi oleh PT Marlip Indo Mandiri yang didirikan melalui hasil riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tahun 2002, nama Marlip sendiri adalah singkatan dari Marmut listrik LIPI

PT Marlip Indo Mandiri adalah perusahaan pertama yang memproduksi mobil listrik di Indonesia. Pada awal produksinya Marlip difokuskan untuk fasilitas yang digunakan pada rumah sakit, lapangan golf, area pabrik, perkantoran, lapangan bola, area hotel, resort, bandara, tempat wisata. Melihat skala jalan yang mampu ditempuh oleh mobil Marlip ini sangatlah pendek dikarenakan kapasitas baterai yang dimilikinya juga kecil dan jika untuk menargetkan untuk city car, infrastruktur yang dimiliki oleh Negara masih belum mendukung untuk melakukan pengisian ulang daya listriknya.

Gang Car

Mobil Nasional Gang Car ini adalah produksi dari PT. Dirgantara Indonesia pada tahun 2003. Gang car memiliki bentuk yang kecil sehingga hanya mampu mengangkut maksimal 2 orang saja, tenaga yang dihasilkan oleh mobil ini juga tidak sama dengan mobil konvensional lainnya. Kapasitas mesin dari mobil ini hanya bertenaga 125 sampai dengan 200 cc saja, oleh karena itu target dari produksi mobil ini adalah mampu melewati jalanan kecil yang sempit baik di perkotaan dan pedesaan. 

Produksi mobil ini hanya sampai pada bentuk prototype hingga test drive dan siap untuk produksi massal, namun perjalanan Gang car harus berhenti dikarenakan oleh tidak dapat memenuhi regulasi dan perusahaan yang kolaps sehingga 9000-an karyawan harus terkena PHK.

Kancil

Mobil nasional Kancil dirancang, didesain, dan dikembangkan oleh PT KANCIL (Karunia Abadi Niaga Citra Indah Lestari) pada tahun 2002. Mobil ini dirancang guna sebagai sarana transportasi umum pengganti Bajaj atau Bemo di daerah DKI Jakarta, nama Kancil sendiri singkatan dari Kendaraan Niaga Cilik Irit Lincah. Mobil Kancil ini menggunakan mesin 4 tak dengan kapasitas 400 cc serta berkapasitas 4 orang, jika berbicara spesifikasi dan kelayakan dari mobil ini sebenarnya telah memenuhi persyaratan layak jalan dari Departemen Perhubungan. 

Secara umum jika dibandingkan dengan mobil kancil dengan Bajaj Qute, mobil Kancil memang lebih unggul dalam kapasitas mesin dan dari segi harga yang lebih murah, namun regulasi yang ada membuat mobil nasional ini tidak dapat berkembang dengan cepat. Regulasi yang terjadi adalah satu mobil Kancil dapat beroperasi jika bisa menggantikan satu buah bajaj, artinya konsumen mobil Kancil harus membeli 1 buah Bajaj untuk dimatikan izin pengoperasiannya Bajaj.

GEA

Mobil nasional GEA ini diproduksi oleh PT INKA (Industri Kereta Api) pada tahun 2003. Mobil GEA dikembangkan dengan tujuan mobil yang memiliki kapasitas mesin 640 cc untuk menghadapi krisis energi, tipe dari mobil GEA ini ada dua yaitu berjenis city car dan pick up dan sasaran utama dari mobil ini adalah angkutan murah di pedesaan. Mobil GEA ini bisa jadi calon kuat mobil nasional karena modal pembuatan dari mobil ini 100% dari Indonesia meskipun mesinnya harus impor 90%, namun komponen-komponennya sudah dibuat di Indonesia. 

Berdasarkan kriteria tersebut mobil GEA ini sangat memungkinkan untuk diproduksi secara massal. Eksistensi dari mobil GEA ini jarang dan bahkan tidak pernah terdengar karena bermasalah dengan pemasarannya, artinya mobil GEA ini masih kalah dengan mobil-mobil konvensional yang telah meramaikan jalanan di Indonesia meskipun harga yang dipatok jauh lebih murah dari mobil konvensional lainnya.

Tawon

Mobil nasional Tawon ini diproduksi oleh PT Super Gasindo Jaya yang berlokasi di Rangkasbitung Banten pada tahun 2009. Perusahaan yang memproduksi mobil Tawon ini tidak hanya sebagai perakit mobil Tawon saja melainkan perusahaan ini juga akan menjadi pemegang merek. Mobil Tawon ini menggunakan bahan bakar bensin dan CNG (Compressed Natural Gas) hal ini telah memenuhi standarisasi Euro 3. Kapasitas mesin dari mobil Tawon ini berkapasitas 650 cc memiliki 4 percepatan dengan 2 silinder. 

Mobil Tawon ini lebih maju dari mobil nasional lainnya, hal tersebut dikarenakan mobil ini telah memiliki sertifikasi dari Kementrian Perhubungan. Sertifikasi yang diberikan oleh Kementerian Perhubungan adalah berupa STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) yang sudah dipegang sejak bulan Juli 2011.

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

redesain-navbar Portlet