APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

3 Tips Menjadi Guru yang Bersahabat dengan Siswa

Siswa berharap memiliki guru yang tak sekadar mengajar di depan kelas.

Photo by Jizhidexiaohailang on Unsplash

Siswa dan guru adalah dua peran yang saling berkelindan satu sama lain sehari-hari di sekolah. Relasi yang terjalin antara siswa dan guru bahkan sebenarnya tak terhenti dari pagi hingga sore selama dua semester atau lebih. Melainkan, relasi tersebut mungkin saja memiliki dampak yang sangat berarti hingga bertahun-tahun kemudian – terutama bagi siswa.

Pernahkah Guru Pintar tiba-tiba disapa seseorang, "Saya dulu murid ibu/bapak" ketika sedang beraktivitas di luar? Tak jarang kita menutupi kebingungan dengan berusaha tersenyum, "Eh, apa kabar?" Bahwa siswa mengingat kita setelah lulus, itu sudah cukup menunjukkan betapa berartinya peran seorang guru.

Namun tak selamanya menjadi guru yang dirindukan oleh siswa, bahkan setelah mereka lulus, itu mudah dilakukan. Bagaimanapun juga, tiap-tiap guru memiliki pembawaannya masing-masing. Tak harus menjadi guru favorit, sekurang-kurangnya kita cukup disukai siswa, lah.

Lantas bagaimana cara menjadi guru yang disukai murid? Terlebih lagi, agar menjadi sosok yang menyenangkan, hal-hal apa saja yang harus dimiliki seorang guru? Berikut beberapa tips yang mungkin bermanfaat, Guru Pintar.

 

1. Jelas, Mudah Dimengerti

menjadi guru yang bersahabat dengan siswa
Photo by Centre for Ageing Better on Unsplash

Pada umumnya siswa menyukai guru yang mengajar dengan jelas, dengan penjabaran materi pelajaran yang mudah dimengerti. Agar menjadi guru yang disenangi murid di kelas, kita bisa menerapkan strategi pembelajaran yang menarik, yang membuat siswa merasa senang selama belajar. Kita bisa menggunakan media pembelajaran untuk membantu siswa memvisualisasikan konsep yang abstrak, mengakomodasi siswa auditori dengan volume suara yang cukup lantang, dan lain sebagainya. Guru Pintar tentu memiliki strategi tersendiri dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, bukan?

Tak hanya penyampaian materi pelajaran, tetapi ekspektasi, batasan, maupun aturan kita juga harus jelas dan mudah dimengerti oleh siswa. Misalnya, pastikan seluruh siswa mengerti kapan tugas dikumpulkan dan apa konsekuensinya bila terlambat. Dalam hal tertentu, kedudukan guru adalah sebagai orang tua siswa di sekolah, yang juga berperan untuk mengajarkan mereka tentang kedisiplinan – life skill penting yang mereka butuhkan.

 

2. Menyenangkan, Mudah Didekati

Menjadi guru yang dirindukan
Photo by Nick Le on Unsplash

Di samping berperan sebagai orang tua, guru sahabat siswa juga di sekolah. Dibalik peran seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran, siswa sebenarnya sedang mempelajari bagaimana caranya belajar, memilih metode yang paling tepat untuk dirinya sendiri belajar, hingga mengembangkan kebiasaan atau pola tertentu yang kelak mungkin tanpa disadarinya akan diterapkannya saat kuliah atau bekerja.

Oleh sebab itu, kita tak bisa berpuas diri menjadi guru yang baik dalam batasan menyampaikan materi pelajaran saja. Melainkan, kita punya peranan yang begitu signifikan dalam membersamai siswa menjadi individu-individu yang sedang berproses untuk menjadi manusia dewasa seutuhnya. Dalam masa berproses ini, siswa butuh merasa aman, bahkan spesial. Adalah peran seorang guru untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Tidak muluk-muluk, Guru Pintar. Kita hanya perlu menjadi guru yang bersahabat dengan siswa, menjadi sosok yang mudah didekati. Cara setiap guru tentu saja boleh berbeda, tetapi pada umumnya guru sahabat siswa itu adalah yang ramah, penyabar, humoris, bahkan berpembawaan santai.

 

3. Welas Asih, Tidak Menghakimi

menjadi guru yang baik
Image by Aditio Tantra Danang Wisnu Wardhana from Pixabay 

Boleh dikata selera humor yang baik adalah modal penting untuk menjadi guru yang menyenangkan. Sayangnya, tak semua guru bisa disebut humoris. Sekali lagi, pembawaan setiap guru tentu berbeda-beda – dan itu lumrah. Tak perlu berkecil hati bila merasa kurang humoris, Guru Pintar.

Kita masih bisa menjadi guru yang bersahabat dengan siswa hanya dengan tidak melabeli, bahkan menghakimi mereka. Paling tidak kita pernah berada di usia mereka, mengalami masa remaja seperti mereka, maka semestinya kita bisa berempati terhadap siswa-siswa kita. Bukankah dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas, kita perlu menyesuaikan dengan kemampuan siswa? Tentunya kita juga bisa menyesuaikan dengan "frekuensi" siswa saat menjadi teladan di luar kelas, kan?

Untuk menjadi guru yang bersahabat dengan siswa, bahkan menjadi guru yang dirindukan sampai setelah mereka lulus, sebenarnya tidak sulit – dan tak ada rumus mutlak yang harus diikuti. Sederhana saja untuk memulainya, Guru Pintar. Mari tanyakan pada diri sendiri, dengan seseorang yang seperti apakah kita ingin bersahabat? Kemudian, bagaimana caranya agar kita menjadi sosok seperti itu?

00

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog