Membangun Kedekatan dan Hubungan Baik antara Guru, Siswa, dan Orang Tua
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Photo by Parabol | The Agile Meeting Toolbox on Unsplash
Relasi orangtua dan guru dapat berpengaruh terhadap perkembangan belajar siswa. Sebagai contoh, hubungan antara relasi orang tua dengan guru terhadap hasil belajar siswa tampak saat implementasi pembelajaran daring beberapa waktu yang lalu, tepatnya ketika pandemi Covid-19 sedang terjadi. Pada waktu itu, peranan orang tua dan guru sama-sama penting dan dibutuhkan oleh siswa.
Bahkan dalam pembelajaran luring seperti sekarang, relasi guru dan orang tua murid yang baik masih memegang peranan penting. Mengapa harus ada hubungan baik antara orangtua, guru, dan siswa? Salah satu manfaat yang didapatkan adalah rasa aman dan nyaman siswa ketika belajar.
Membangun hubungan baik antara guru, orang tua, dan murid dalam pendidikan anak juga diperlukan supaya kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan lancar. Hubungan yang harmonis akan membuat anak lebih bersemangat belajar dan dapat mengikuti proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya.
Akan tetapi, kenyataan di lapangan tidak semudah itu. Masalah relasi dan komunikasi antara guru, siswa, dan orang tua bisa sangat beragam. Bagaimana caranya supaya sinergi antara peran guru dan orang tua dapat dimaksimalkan demi membangun dan menjaga kedekatan dengan siswa?
Â
Foto oleh Yan Krukov dari Pexels
Mengenali ragam karakter dan kebutuhan siswa yang berbeda-beda bisa menjadi tantangan tersendiri bagi guru. Dengan membangun hubungan baik antara guru dengan orang tua murid, karakter anak akan lebih mudah dipahami. Guru juga dapat menentukan metode yang lebih tepat untuk berinteraksi dengan siswa, bahkan merancang pembelajaran yang lebih sesuai.
Photo by Shannia Christanty on Unsplash
Untuk menjaga keharmonisan hubungan guru dengan siswa maupun orang tua dengan anak, sikap sabar sangat diperlukan. Guru tidak dapat memilih akan berhadapan dengan tipe orang tua dan siswa yang seperti apa. Sebaliknya, tidak semua siswa dapat memenuhi ekspektasi guru dan orang tua. Oleh karena itu, untuk membentuk generasi yang berprestasi dan sejahtera, baik guru maupun orang tua diharapkan dapat menyadari bahwa setiap anak punya sifat dan keunikannya sendiri-sendiri.
Untuk membangun hubungan yang kuat antara guru, siswa, dan orang tua, komunikasi yang terbuka dari masing-masing pihak sama-sama diperlukan. Terkadang guru dan orang tua dituntut untuk meredam emosi demi melakukan pendekatan kepada anak. Di sekolah, persepsi siswa yang baik terhadap guru dapat membantu kelancaran proses belajar mengajar.
Photo by Fotos on Unsplash
Sebagaimana hubungan orang tua dengan anak, hubungan guru dengan siswa adalah hubungan dua arah. Ketika guru menunjukkan semangat dan antusiasme saat mengajar, siswa pun akan memberikan respon yang positif. Semangat, antusiasme, dan nilai-nilai positif yang ditunjukkan oleh guru akan menular kepada siswa. Demikian pula, nilai-nilai yang diyakini oleh orang tua terhadap ilmu pengetahuan juga akan diserap oleh anak. Sinergi antara peran guru dan orang tua, baik di sekolah maupun di rumah, dapat berpengaruh terhadap semangat belajar siswa.
Di sisi lain, jika guru mengajar dengan ogah-ogahan dan semaunya sendiri, siswa akan menunjukkan perilaku yang sama. Anak yang tumbuh dalam keluarga dengan semangat menuntut ilmu yang rendah juga cenderung malas-malasan belajar. Itulah sebabnya, hubungan antara guru, siswa, dan orangtua bisa saling mendukung atau, sebaliknya, justru saling menjatuhkan.
Foto oleh Ksenia Chernaya dari Pexels
Membangun hubungan yang kuat antara guru, siswa, dan orang tua sebenarnya tidak selalu rumit. Siswa pasti memiliki ketertarikan terhadap hal-hal tertentu. Supaya lebih mudah "masuk" ke dalam dunia siswa, guru dapat menggunakan hal-hal yang disukai siswa tersebut sebagai penunjang pembelajaran. Cara seperti ini dapat membuat siswa merasa lebih terlibat secara emosional.
Misalnya, siswa suka dengan K-pop. Guru dapat menggunakan idol tertentu sebagai tokoh dalam pembelajaran. Cara lainnya, guru dapat menyisipkan informasi yang sedang viral supaya siswa lebih antusias mengikuti pembelajaran di kelas. Di luar kelas, guru dapat memasukkan pesan-pesan moral melalui kegiatan ekstrakurikuler ataupun di jam istirahat tanpa menimbulkan kesan keras dan kaku bagi siswa. Orang tua perlu memahami hal-hal seperti ini sebagai cara guru menjaga minat dan semangat anak untuk belajar. Justru relasi orangtua dan guru dapat menyediakan "ruang belajar" bagi anak yang menyenangkan.
Photo by Napat Noppadolpaisal on Unsplash
Cara menjaga kedekatan dengan siswa, salah satunya, adalah dengan memberikan penghargaan atau apresiasi yang mampu mendorongnya untuk terus belajar dan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Cara ini pun sebenarnya dapat diterapkan oleh orang tua karena manfaat yang didapatkan adalah anak yang lebih percaya diri.
Banyak sekali bentuk-bentuk apresiasi yang dapat diberikan kepada siswa. Contoh bentuk apresiasi guru kepada siswa antara lain pemberian hadiah, tepukan di bahu, senyuman, pujian, dan lain sebagainya. Relasi guru dan orang tua murid yang baik, dalam hal ini, dapat menentukan bentuk apresiasi yang lebih sesuai bagi siswa. Penghargaan yang tepat akan mendorong siswa untuk mengulangi keberhasilan yang telah diraihnya, bahkan mungkin dapat memotivasi siswa lainnya.
Sebagai partner guru, orang tua memiliki peranan penting dalam tercapainya tujuan pembelajaran. Karena setiap keluarga memiliki beragam latar belakang, membangun hubungan baik antara guru dengan orang tua murid dan siswa sekaligus bisa menjadi tantangan tersendiri. Oleh sebab itu, pertemuan rutin antara guru dengan orang tua bisa menjadi wadah komunikasi yang sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak.
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog