Prinsip Saat Mengajar yang Wajib Guru Tahu
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Foto oleh Max Fischer dari Pexels
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mengajar adalah memberi pelajaran. Sedangkan menurut Hamalik, mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada anak didik, usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa, memberikan bimbingan belajar kepada murid, mewariskan kebudayaan kepada generasi muda, kegiatan yang bertujuan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik, suatu proses membantu siswa dalam menghadapi kehidupan di lingkungan masyarakat sehari-hari.
Dari definisi mengajar di atas, seorang guru harus memiliki kompetensi-kompetensi tertentu supaya tujuan dari pengajaran yang diberikan dapat tercapai dengan optimal. Selain itu, seorang guru juga harus menguasai berbagai teori pembelajaran dan mengetahui prinsip-prinsip dalam Pembelajaran. Apa yang dimaksud dengan prinsip-prinsip pembelajaran? Prinsip pembelajaran merupakan landasan berpikir, landasan berpijak dengan harapan tujuan pembelajaran tercapai dan tumbuhnya proses pembelajaran yang dinamis dan terarah. Prinsip-prinsip seorang guru dalam proses belajar dan pembelajaran di kelas turut menentukan kualitas pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Dengan kata lain, prinsip mengajar bagi guru adalah pedoman bagaimana menyelenggarakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.Dengan mengetahui prinsip-prinsip pengajaran ini, Guru Pintar dapat memberikan pengalaman belajar yang terbaik dan bermakna bagi siswa-siswi yang diajar. Apa saja prinsip belajar mengajar yang harus Guru Pintar ketahui? Cek dalam ulasan berikut ini!
Foto oleh Andy Barbour dari Pexels
Prinsip mengajar yang pertama adalah prinsip motivasi. Di dalam KBBI, makna motivasi adalah hasrat atau dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Kata motivasi yang berasal dari kata “motif” juga dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Ada dua jenis motivasi yang harus dipahami, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik yang juga dikenal sebagai motivasi murni ini, adalah motivasi yang muncul dari diri siswa sendiri. Contohnya adalah siswa yang memang belajar karena merasa memiliki kebutuhan untuk mengembangkan diri. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar diri siswa. Dengan mengetahui motivasi ekstrinsik yang dimiliki siswa, Guru Pintar dapat memilih strategi untuk membuat siswa lebih giat belajar seperti dengan cara memberi pujian, hadiah, menciptakan situasi belajar yang menyenangkan, memberi nasihat, dan lain sebagainya. Demikian juga dengan mengetahui motivasi intrinsik siswa dalam belajar, Guru Pintar dapat menyusun strategi mengajar yang dapat memenuhi kebutuhan siswa tersebut.
Pernah mendengar quote yang dilontarkan Benjamin Franklin ini, “Tell me and I forget, teach me and I may remember, involve me and I learn”? Dalam mengajar, Guru Pintar harus melibatkan siswa semaksimal mungkin. Belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka akan lebih baik jika inisiatif muncul dari dalam siswa sendiri.
Belajar aktif bisa dari segi kegiatan fisik seperti membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Dan belajar aktif dari segi kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan kegiatan psikis yang lain. Dengan melibatkan siswa dan membuat siswa mengalami pengalaman belajar, maka pelajaran yang didapat tidak akan mudah dilupakan.
Foto oleh Gustavo Fring dari Pexels
Dalam mengajar tidak akan maksimal hasilnya jika hanya dengan cara ceramah dan memberikan teori-teori saja. Yang dimaksud prinsip peragaan adalah suatu cara yang dilakukan oleh Guru Pintar untuk memberikan kejelasan secara realita terhadap pesan yang disampaikan sehingga dapat lebih mudah dimengerti dan dipahami siswa. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memperagakan pelajaran dengan perbuatan, melakukan percobaan-percobaan, dan lain sebagainya.
Prinsip mengajar berikutnya adalah individualitas. Hamzah (2006: 7) menyebutkan bahwa mengajar harus memperhatikan perbedaan individual setiap siswa. Terdapat perbedaan individual dalam kesanggupan belajar siswa. Setiap siswa mempunyai kemampuan potensial seperti bakat dan intelegensi yang berbeda-beda. Apa yang dipelajari oleh satu siswa secara cepat, mungkin tidak dapat dilakukan oleh yang lain dengan cara yang sama. Oleh sebab itu, dalam mengajar harus memperhatikan perbedaan tingkat kemampuan masing-masing siswa.
Seperti dalam prinsip pembelajaran humanistik yang menghendaki seorang guru harus mengetahui keinginan dari setiap siswa karena keinginan-keinginan yang ada pada setiap siswa dapat menambah kekuatan dan mendorong semangat belajar. Prinsip ini dapat menjadi acuan dalam memberikan pembelajaran berdiferensiasi bagi siswa.
Baca juga: Macam-Macam Teori Belajar dan Pembelajaran yang Harus Guru Tahu
Prinsip mengajar selanjutnya adalah mandiri. Siswa harus dilatih menjadi pribadi sejak dini. Oleh karena itu Guru Pintar harus tahu kapan harus menjadi seorang fasilitator, motivator, informator, dan juga organisator. Di sinilah pentingnya seorang guru memahami peran-peran guru dalam proses pembelajaran. Mengembangkan kemandirian bukan berarti membiarkan siswa semaunya sendiri. Akan tetapi guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk menyelesaikan masalahnya tanpa didominasi campur tangan guru. Guru akan memantau dan selalu siap mengulurkan tangan apabila diperlukan oleh siswa.
Prinsip belajar berikutnya bukanlah lawan dari prinsip individualitas. Prinsip kerjasama ini adalah dalam mengajar seorang guru perlu menyadari bahwa siswa merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Oleh karena itu, perlu dilatih dan diajarkan untuk bekerjasama dengan orang lain. Model pembelajaran kooperatif merupakan konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru, misalnya: Kerja Kelompok untuk memecahkan suatu problem, menganalisis masalah, pembagian tugas, kegiatan penyelidikan, dan menarik kesimpulan.
Apersepsi merupakan salah satu prinsip mengajar yang ikut membantu siswa memproses perolehan belajar. Prinsip ini tidak hanya dapat membantu siswa untuk melakukan asosiasi, tetapi juga dapat membantu mereka mengadakan reproduksi terhadap pengalaman belajar yang diperoleh. Prinsip ini akan membuat Guru Pintar berusaha membantu siswa yang diajar dengan cara menghubungkan pelajaran yang sedang diberikan dengan pengetahuan yang telah dipunyai oleh siswa. Hal ini bertujuan supaya proses pengolahan kesan lebih mudah dan cepat.
Salah satu usaha untuk membantu siswa dalam menerima dan memahami materi pelajaran adalah dengan cara pengulangan (repetisi). Dalam mengajarkan sesuatu atau menanamkan pesan-pesan dalam diri siswa tidak boleh hanya disampaikan sekali saja, melainkan harus selalu diulang-ulang, sehingga membantu siswa lebih mudah dalam menyerap materi pelajaran, memiliki pengertian yang jelas dan bertahan lama dalam otak, serta tidak akan mudah lupa.
Evaluasi merupakan bagian dari kegiatan guru yang sangat penting untuk dilakukan. Prinsip evaluasi pembelajaran ini dapat memberikan petunjuk dan gambaran sampai di mana keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Dengan evaluasi dapat mengukur tingkat keberhasilan produk dan keberhasilan proses pembelajaran.
Agar evaluasi memberikan hasil yang akurat, maka guru harus mengerti prinsip-prinsip evaluasi seperti kontinuitas, komprehensif, kooperatif, objektif, dan praktis. Jadi evaluasi tidak sekadar dilaksanakan dengan memberikan item soal yang asal-asalan.
Prinsip korelasi ini menghendaki dalam mengajar harus bersifat holistik atau menyeluruh dan mencakup berbagai dimensi yang kompleks. Pada hakikatnya pembelajaran di kelas tidak dapat dipisah satu sama lain melainkan memiliki keterkaitan satu sama lain. Selain menghubungan antar disiplin ilmu, pembelajaran yang diberikan guru juga harus memiliki keterkaitan dengan kehidupan siswa. Hal ini akan membuat pembelajaran siswa menjadi lebih bermakna.
Demikianlah Guru Pintar sekelumit tentang prinsip-prinsip dalam pembelajaran. Let’s do our best for our students!
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog