Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen, Novel, dan Drama
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Photo by Lisa Fotios on Pexels
Intrinsik dan ekstrinsik dalam sastra adalah dua konsep yang digunakan untuk menjelaskan sifat atau nilai suatu karya. Ngomongin soal karya sastra, Sobat Pintar, kita mengenal puisi, cerpen, novel, drama, esai, mitologi, skenario, biografi, fabel, satire, dan lain sebagainya. Nah, apa saja unsur intrinsik dan ekstrinsik yang dapat kita temukan pada tiap-tiap karya sastra? Yuk, kita pelajari bareng-bareng.
Photo by Min An on Pexels
Unsur intrinsik adalah elemen-elemen esensial yang terdapat dalam sebuah karya sastra dan membentuk substansi inti dari karya tersebut. Unsur-unsur intrinsik mencakup elemen-elemen seperti tema, karakter, alur, dan bahasa yang digunakan. Namun dalam analisis karya sastra, pada umumnya terdapat 7 unsur intrinsik berikut.
Tema
- pesan atau gagasan pokok yang ingin disampaikan oleh penulis
- bisa berupa nilai-nilai, konsep universal, atau pandangan tentang kehidupan
Alur
- urutan peristiwa yang membentuk kerangka cerita
- mencakup pengenalan, perkembangan konflik, klimaks, dan penyelesaian
Karakter
- tokoh-tokoh yang ada dalam karya sastra
- ada karakter utama dan karakter pendukung
- bisa berkembang dan memiliki ciri khas yang membedakan satu sama lain
Setting
- latar tempat dan waktu berlangsungnya sebuah kisah
- membantu menciptakan suasana dan memengaruhi dinamika cerita
Gaya bahasa
- pilihan kata-kata, gaya penulisan, penggunaan figur retorika
- dapat memengaruhi cara cerita disampaikan dan bagaimana pembaca merasakan cerita
Pesan moral
- nilai-nilai atau pelajaran yang dapat diambil dari cerita
- pandangan penulis tentang etika, nilai, atau kebenaran
Struktur
- susunan keseluruhan karya sastra, termasuk bagaimana unsur-unsur seperti alur, karakter, dan tema disusun untuk menciptakan keseluruhan cerita
Photo by Enzo Muñoz on Pexels
Unsur ekstrinsik adalah faktor-faktor di luar teks yang memengaruhi interpretasi dan penilaian terhadap karya sastra. Unsur ekstrinsik karya sastra bisa berupa interpretasi pembaca, konteks sejarah, atau pengaruh penulis pada suatu karya. Unsur ekstrinsik dapat memengaruhi cara karya sastra dipahami, dianalisis, dan dinikmati oleh pembaca atau penonton. Berikut beberapa unsur ekstrinsik karya sastra.
Konteks Sejarah dan Sosial
Faktor-faktor sejarah dan sosial pada saat karya sastra ditulis dapat memengaruhi bagaimana pembaca memahami isi dan pesan karya tersebut. Unsur ekstrinsik seperti peristiwa politik atau sosial dapat memberikan sudut pandang tertentu terhadap makna yang dimaksudkan oleh penulis.
Kehidupan Penulis
Pengetahuan tentang kehidupan, latar belakang, dan pandangan penulis dapat memberikan wawasan tentang motivasi dan niat di balik suatu karya sastra. Pengalaman pribadi penulis merupakan unsur ekstrinsik yang biasanya tercermin dalam cerita, tema, atau karakter.
Interpretasi Pembaca atau Penonton
Pandangan, latar belakang, dan nilai-nilai pembaca atau penonton dapat memengaruhi bagaimana sebuah karya sastra dipahami dan ditanggapi. Persepsi individu adalah unsur ekstrinsik yang berbeda dan sangat beragam terhadap satu karya yang sama.
Kritik Sastra
Analisis dan ulasan oleh kritikus sastra dapat memberikan pandangan dan perspektif tambahan terhadap suatu karya sastra. Unsur ekstrinsik berupa kritik sastra membantu pembaca memahami berbagai interpretasi dan nilai karya.
Konteks Budaya
Konteks budaya merupakan unsur ekstrinsik yang memengaruhi bagaimana suatu karya sastra dipahami oleh pembaca. Konteks budaya meliputi norma-nilai dan bahasa dalam karya sastra, hingga kurun waktu ketika karya tersebut ditulis atau diterbitkan.
Respon Publik dan Popularitas
Popularitas merupakan unsur ekstrinsik yang turut membentuk persepsi terhadap suatu karya sastra. Bagaimana masyarakat umum menerima, menanggapi, dan menghargai suatu karya sastra merupakan bagian dari unsur ekstrinsik.
Adaptasi ke Media Lain
Jika suatu karya sastra diadaptasi menjadi film, drama, atau bentuk lain, bagaimana pandangan orang terhadap karya tersebut? Presentasi ulang sebuah karya sastra dalam media yang lain juga termasuk ke dalam unsur ekstrinsik.
Photo by Elif Dörtdoğan on Pexels
Nah, sampai sini kamu sudah mengenal tentang unsur intrinsik dan ekstrinsik kan, Sobat Pintar? Sekarang bagaimana menerapkan analisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik tersebut dalam karya sastra yang berbeda? Untuk memulai analisis sastramu, berikut poin-poin intrinsik dan ekstrinsik yang wajib dicermati dalam beberapa karya sastra.
Cerpen adalah kisah fiksi yang singkat, biasanya hanya mencakup satu konflik atau momen penting dalam kehidupan karakter. Cerpen menuntut kekokohan dalam penyampaian cerita dan seringkali berakhir dengan pesan moral atau refleksi. Unsur intrinsik cerpen terdiri dari tema, alur, karakter, setting, gaya bahasa, dan pesan moral.
Pengalaman pribadi dan pandangan penulis yang mungkin tercermin dalam cerita dapat menjadi unsur ekstrinsik cerpen. Unsur ekstrinsik lainnya termasuk pengaruh kondisi sosial dan sejarah yang tampak sepanjang cerita dan respon atau pemahaman pembaca terhadap cerita tersebut.
Novel adalah karya sastra yang lebih panjang daripada cerpen. Novel memberikan ruang yang lebih besar untuk pengembangan karakter, alur, dan tema. Novel bisa membahas berbagai aspek kehidupan dan sering kali mengeksplorasi konflik yang kompleks. Unsur intrinsik novel meliputi tema, alur, karakter, setting, gaya bahasa, dan pesan moral.
Pengalaman dan pandangan penulis juga bisa tercermin dalam novel dan menjadi bagian dari unsur ekstrinsik novel. Kondisi sosial dan sejarah, termasuk pula peranan kritikus sastra dan pembaca novel, turut menjadi bagian dari unsur ekstrinsik novel.
Drama adalah bentuk sastra yang ditulis untuk dipentaskan di panggung. Drama memuat dialog antara karakter yang berinteraksi dalam situasi tertentu. Drama biasanya memiliki tiga elemen utama, yaitu karakter, dialog, dan tindakan. Drama sering dipecah menjadi adegan dan babak yang membantu membangun alur cerita. Drama juga bergantung pada aspek visual, seperti arah panggung, kostum, dan properti, yang memainkan peran penting dalam menyampaikan pesan kepada penonton. Karena drama dirancang untuk pertunjukan, unsur-unsur visual dan audio juga menjadi bagian integral dari pengalaman sastra ini. Dengan demikian, unsur intrinsik drama meliputi:
Tema:
gagasan pokok yang dijelajahi melalui dialog dan tindakan karakter
Alur:
urutan peristiwa dan konflik dalam drama
Karakter:
tokoh-tokoh yang berbicara dan beraksi dalam drama
Setting:
pengaturan panggung, latar belakang, dan lingkungan visual drama
Dialog:
kata-kata yang diucapkan oleh karakter dan bagaimana hal tersebut membentuk cerita
Konflik:
tegangan atau pertentangan yang mendorong alur cerita
Reaksi penonton dan tinjauan kritikus terhadap pertunjukan drama merupakan unsur ekstrinsik drama yang terbilang penting. Namun yang tak kalah penting, unsur ekstrinsik drama juga ada pada cara pementasannya, penggunaan panggungnya, kostumnya, hingga arah panggungnya. Bagaimana sutradara dan aktor memutuskan untuk menginterpretasikan karakter dan cerita bahkan menjadi bagian dari unsur ekstrinsik drama yang cukup menentukan.
Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan bahasa dengan cara yang kreatif, ritmis, dan seringkali penuh dengan figur retorika. Puisi sering berfokus pada perasaan, pemikiran, atau pengalaman dengan menggunakan kata-kata yang dipilih secara hati-hati untuk menciptakan efek estetika dan emosional. Puisi memiliki ciri khas tersendiri, termasuk penggunaan ritme, rima, imaji, dan gaya bahasa yang unik. Dengan demikian, unsur intrinsik puisi meliputi:
tema sentral atau pesan yang ingin disampaikan oleh penulis
Struktur:
meliputi susunan baris, bait, dan kelompok bait yang membentuk pola tertentu, seperti soneta, pantun, atau haiku
Makna figuratif:
figur retorika seperti metafora, simbol, personifikasi, dan lainnya untuk menyampaikan makna secara tidak langsung
Imaji (imagery):
penggunaan gambaran visual, sensorik, atau multisensorik untuk membangkitkan citra dan emosi pembaca
Gaya bahasa:
pilihan kata-kata, perbandingan, kontras, dan repetisi untuk menciptakan gaya penulisan yang khas
Rima dan ritme:
pola rima (pengulangan bunyi akhir kata) dan ritme (pola aksen dan panjang suku kata) dapat menambahkan musikalitas puisi
Struktur alir (flow):
pengaturan kata-kata dengan hati-hati untuk menciptakan ritme dan nada yang mengalir
Ada beberapa unsur ekstrinsik yang perlu diperhatikan saat menganalisis puisi. Kehidupan, latar belakang, dan pandangan penyair dapat memberikan konteks terhadap puisi. Faktor-faktor sosial, politik, sejarah, konteks budaya, dan tradisi saat puisi ditulis juga dapat memengaruhi makna dan interpretasi puisi.
Hikayat adalah bentuk karya sastra naratif yang berasal dari tradisi sastra Melayu. Istilah hikayat berasal dari bahasa Arab ḥikāyah yang berarti kisah atau cerita. Hikayat umumnya berupa kisah-kisah panjang yang berfokus pada perjalanan, petualangan, atau cerita sejarah tokoh-tokoh yang heroik. Penggabungan unsur sejarah dan mitos, penggunaan bahasa Melayu klasik, karakter yang heroik, kandungan nilai-nilai moral dan magis, serta struktur yang panjang dan elaboratif merupakan ciri khas hikayat. Oleh karena itu, unsur intrinsik hikayat meliputi tema, alur, karakter, setting, gaya bahasa, makna moral, dan struktur naratif.
Sementara itu, unsur ekstrinsik hikayat meliputi konteks sejarah, sosial, budaya, dan tradisi saat hikayat ditulis. Hikayat biasanya tercermin dalam aliran sastra tertentu atau memperlihatkan pengaruh dari periode sastra tertentu. Untuk memahami makna dan nilai hikayat, ulasan, analisis, dan penafsiran kritikus sastra dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam.
Contoh hikayat yang terkenal yaitu Hikayat Hang Tuah, yang menceritakan kisah seorang pejuang Melayu yang setia dan penuh dedikasi. Hikayat menjadi sumber penting untuk memahami budaya, sejarah, dan kepercayaan masyarakat melalui analisis unsur ekstrinsik dan ekstrinsiknya.
Unsur intrinsik dan ekstrinsik bersama-sama memberikan konteks dan dimensi yang lebih kaya dalam membentuk pemahaman dan interpretasi yang lebih lengkap terhadap karya sastra. Baik unsur ekstrinsik maupun ekstrinsik memiliki dampak yang signifikan terhadap bagaimana suatu karya sastra diartikan dan dinilai.
Dalam ungkapan yang berbeda, interpretasi terhadap karya sastra tidak hanya bergantung pada teks itu sendiri, tetapi juga konteks yang mengelilinginya. Dengan memahami unsur intrinsik dan ekstrinsik, Sobat Pintar, kita dapat menggali makna yang tersembunyi dan nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah karya sastra.
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog