APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

10 Contoh Teks Anekdot Singkat

Ayo pelajari contoh teks anekdot untuk referensi tugas sekolahmu!

Photo by Matias North on Unsplash

Teks anekdot adalah cerita singkat yang lucu. Terkadang kita sendiri membuat anekdot sehari-hari ketika, misalnya, ada teman yang nyontek. Karena ingin menegur tanpa melukai perasaannya, kita memberikan kritik yang dipadukan dengan lelucon. Nah, kritik atau saran yang dibalut dengan lelucon seperti contoh di bawah ini juga disebut dengan anekdot, Sobat Pintar. 

“Rangga, cita-citamu nanti jadi tukang fotokopi, ya?”

“Ngga tuh!”

“Lah kok kamu sukanya fotokopi jawaban tugas temanmu?” 

Dari contoh teks anekdot singkat di atas, kita jadi bertanya-tanya ga sih, sebenarnya anekdot itu apa dan bagaimana cara membuatnya? Ayo kita pelajari bersama pengertian, struktur, kaidah bahasa, dan contoh teks anekdot agar kamu nanti bisa membuatnya sendiri dengan baik! 

 

Pengertian Teks Anekdot 

contoh teks anekdot singkat
Photo by Lê Tân on Unsplash

Sebagaimana telah sedikit disebutkan di awal, teks anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Cerita teks anekdot biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.

Teks anekdot juga mengandung kritikan yang dibungkus dengan bahasa atau cara penyampaian yang menarik, cerdas, dan memiliki kesan lucu. Akan tetapi, teks anekdot berbeda dengan teks humor. Teks anekdot disusun berdasarkan kejadian nyata serta mengandung unsur kritikan maupun sindiran. Sementara itu, teks humor memang tujuan utamanya adalah menghibur pembaca atau audiensnya.

 

Urutan Struktur Teks Anekdot 

ciri ciri teks anekdot
Photo by Ritaund mit on Pixabay

Lebih jauh lagi, kita bisa membedakan antara teks anekdot dan teks humor dari strukturnya. Struktur teks anekdot terdiri dari beberapa bagian di bawah ini.

1. Abstraksi

Abstraksi merupakan struktur teks anekdot yang berisi pengenalan latar cerita. Bagian ini juga kerap disebut sebagai pembukaan. Pada bagian ini, pembaca akan mengetahui arah cerita.

2. Orientasi

Orientasi adalah struktur teks anekdot yang berisi awal kejadian atau yang melatarbelakangi adanya konflik dalam teks anekdot. Oleh sebab itu, bagian ini merupakan bagian yang krusial dalam teks anekdot. 

3. Krisis

Krisis merupakan struktur teks anekdot yang memuat hadirnya suatu masalah unik atau yang tidak biasa terjadi (janggal).

4. Reaksi 

Reaksi merupakan struktur teks anekdot yang berisi langkah penyelesaian masalah dalam krisis. Reaksi dapat berupa sikap mencela atau menertawakan. Bagian ini sering kali mengejutkan pembaca.

5. Koda

Koda adalah struktur teks anekdot yang memuat simpulan. Di dalamnya juga berisi komentar, persetujuan, atau penjelasan atas maksud dari cerita yang disampaikan. Bagian koda biasanya ditandai dengan kata-kata seperti itulah, akhirnya, demikianlah, atau memanglah. Keberadaan koda pada teks anekdot bersifat opsional, bisa ada atau tidak.

 

Kaidah Bahasa Teks Anekdot 


Photo by alex geerts on Unsplash

Sekali lagi, teks anekdot adalah teks yang menyelipkan unsur humor ke dalam suatu teguran atau sindiran. Maka dari itu, dalam penyampaian teks anekdot sering kali dijumpai pertanyaan reotoris.

Bukan hanya pertanyaan retoris yang menjadi ciri kebahasaan teks anekdot. Ciri-ciri teks anekdot lainnya tampak pada kaidah kebahasaan di bawah ini.

- Menggunakan pertanyaan retoris 

Pertanyaan retoris adalah pertanyaan yang penanya atau yang ditanya sebenarnya sudah tahu jawabannya, seperti "Siapa di dunia ini yang tidak ingin hidup tenang?"

- Menggunakan latar waktu lampau 

Kisah yang diceritakan adalah kisah yang sudah terjadi.

- Banyak menggunakan konjungsi atau kata penghubung

Beberapa contoh kata penghubung dalam teks anekdot antara lain atau, dan, sebelum, sejak, sedangkan, karena, meskipun, dan lain-lain.

- Di dalamnya terdapat kalimat perintah

Terdapatnya kalimat perintah dalam teks anekdot bertujuan untuk menyuruh orang lain agar melakukan sesuatu, seperti "Bawakan saya segunung emas!"

 

Contoh-Contoh Teks Anekdot Singkat

Berikut ini adalah 10 cerita teks anekdot yang bisa dijadikan contoh atau referensi. Teks anekdot juga bisa menjadi hiburan loh, Sobat Pintar!

Becak Dilarang Masuk

Suatu hari ada seorang tukang becak asal Madura yang ditegur oleh anggota kepolisian setempat. Teguran itu lantaran tukang becak melanggar rambu “becak dilarah masuk.” 

Jadi, tukang becak tersebut masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan garis hitam, yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki becak.

“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar tak boleh masuk jalan ini!” bentak Pak Polisi.

“Oh, saya melihat, pak! Tapi itu kan gambar becak kosong tidak ada pengemudinya. Becak saya kan ada yang mengemudi, tidak kosong. Berarti boleh masuk,” jawab tukang becak.

“Lalu, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar kan ada tulisan bahwa becak dilarang masuk!” bentak Pak Polisi lagi.

“Tidak pak, saya tidak bisa baca. Kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti sampean, bukan tukang becak begini,” jawab tukang becak sambil tertawa.

Obat Sakit Kepala

Di suatu hari pada bulan puasa, ada seorang kakek yang hidup bersama dengan cucunya. Mereka sedang asyik menikmati tontonan televisi. 

Si kakek seperti biasa sedang menonton acara favoritnya, yaitu “Si Boy.” Setiap dua puluh menit sekali selalu muncul iklan, dan salah satu iklan yang muncul adalah iklan obat sakit kepala. Di dalam iklan disebutkan bahwa obat tersebut dapat diminum kapan saja.

Ketika sedang asyik-asyiknya menonton TV, si kakek mendadak merasakan sakit di kepalanya. Kemudian si kakek memanggil cucunya yang sedang bermain di kamar dan menyuruhnya supaya membelikan obat sakit kepala. Setelah cucunya tiba di rumah dan memberikan obat sakit kepala, si kakek pun langsung meminum obat tersebut.

Merasa ada yang aneh, si cucu tersebut kemudian bertanya kepada si kakek, “Kakek kan lagi puasa, kenapa minum obat, Kek?” 

Dengan penuh percaya diri dan sama sekali tidak ragu-ragu, dan seakan tidak merasa berdosa, si kakek pun menjawab, “Itulah hebatnya obat Bodr*x ini cu, bisa diminum kapan saja!”

Jawaban Benar

Rina dipanggil Ibu Yuni ketika jam istirahat sekolah.

“Rina, Ibu tidak melihat jawaban kamu di esai. Hanya ada tulisan benar,” kata Ibu Yuni sambil menunjukkan kertas ulangan Rina.

“Oh, kan perintahnya begitu, Bu. Di sana bilangnya harus mengisi setiap jawaban dengan ‘Benar.’ Jadi saya tulis jawaban benar di esai. Rina pintar kan, Bu?”

Kursi 

Pada suatu hari, ada dua pemuda laki-laki yang sedang berbincang-bincang di warung kopi. Mereka adalah Yusuf dan Ridwan.

Ridwan: “Cup, saya punya tebakan.”

Yusuf: “Gimana, wan?”

Ridwan: “Kursi, kursi apa yang buat orang jadi lupa ingatan?”

Yusuf: “Kursi goyang! Soalnya kalau duduk di atasnya bikin ngantuk, lalu ketiduran. Jadi lupa kan mau ngapain.”

Ridwan: “Hahaha, bener, sih! Tapi jawabannya salah!”

Yusuf: “Terus apa jawabannya?”

Ridwan: “Jawabannya kursi jabatan!”

Yusuf: “Lah, kok bisa?”

Ridwan: “Coba deh, lihat para pejabat. Sebelum dilantik mereka banyak mengumbar janji manis kepada rakyat. Eh, waktu sudah terpilih, seperti lupa ingatan sama janji-janjinya. Bener, ‘kan?”

Yusuf: “Cocok!”

Hukuman 

 Alfian: “Bu, saya ada pertanyaan.”

Guru: “Mau tanya apa, Alfian?”

Alfian: “Kalau ada orang dihukum karena perbuatan yang belum dia lakukan, apakah itu boleh?”

Guru: “Jelas tidak boleh dong! Orang baru boleh dihukum ketika dia dinyatakan bersalah.”

Alfian: “Syukurlah. Jadi saya bebas hukuman, bu? Soalnya saya belum mengerjakan PR.”

Lampu 

Seorang buta berjalan ke sungai untuk mengisi sebuah gentong air sembari menenteng lampu karena hari sudah petang.

Seseorang melihatnya dan berkata, “Wahai, orang buta. Malam dan siang hari sama saja bagimu. Mengapa kamu menggunakan lampu?”.

Orang buta itu menjawab, “Hai, orang yang suka mencampuri urusan orang lain! Lampu ini bukan diperuntukkan bagiku, tetapi untuk orang yang buta pikiran agar tidak terpeleset atau menabrakku!”

Baju Termahal 

Dua orang kader partai politik, sebut saja namanya Dewi dan Nikmah. Mereka bermaksud mencalonkan dirinya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Setelah menyerahkan berkas pencalonannya ke KPI di daerahnya, Dewi dan Nikmah mengobrol sambal minum teh di kantin gedung tersebut. Mereka berdua terlibat percakapan seru.

Dewi: "Nik, banyak politisi di negeri kita yang sudah kaya raya!"

Nikmah: " Kalau masalah itu, aku juga sudah tau, Wi!"

Dewi: "Saking kayanya mereka, mereka mampu punya baju termahal di Indonesia."

Niikmah: "Loh, maksudmu baju termahal itu apa?"

Dewi: "Ya, apalagi kalau bukan baju tahanan KPK"

Nikmah: "Kok malah baju tahanan sih?" (bingung)

Dewi: "Iyalah, coba kamu pikir, seorang politisi minimal harus mencuri uang negara Rp1 miliar dulu baru bisa pakai baju tersebut."

Nikmah: "Ohhh, begitu toh maksudmu, baru paham aku, hehe"

Mereka kemudian memesan teh lagi sambil mengenang teman-teman mereka yang sudah bisa pakai baju termahal tersebut.

Mencuri Mangga 

Suatu hari, anak kecil memanjat pohon mangga tetangganya. Ia tiba-tiba ketahuan pemilik pohon.

"Hoi! Anak bandel! Turun kamu! Ambil mangga orang seenaknya. Nanti saya laporkan bapak kamu, biar tahu rasa! Mana bapakmu?" bentak si pemilik pohon.

Dengan gugup, anak itu melihat ke atas pohon mangga sambil berkata, "Ayah, kita ketahuan!"

Kotak Amal

Seorang pemuda sedang mendengar khotbah dari khatib saat salat Jumat. Beberapa saat kemudian, kotak amal diedarkan dan tiba di hadapannya. Pemuda ini lalu merogoh-rogoh saku belakangnya, lalu memasukkan uang Rp1.000 untuk sedekah Jumatnya.

Tidak lama, ada seorang kakek yang duduk di belakangnya. Si kakek menepuknya sambil memberikan uang Rp100.000. Tanpa pikir panjang, ia memasukkannya ke kotak amal. Ia lalu menengok si kakek sambil mengagumi kemuliaan hati si kakek dalam hati.

Setelah kotak amal berlalu, kakek itu berkata pada si pemuda sambil tersenyum, "Nak, itu tadi uangmu yang jatuh dari kantung celana belakang."

Rokok 

Suatu hari, anak-anak SMA sedang berkumpul di warung depan sekolah. Mereka hendak coba-coba merokok.
"Gue bawa rokok, tapi nggak ada koreknya," kata Andi.

"Gue ada korek. Ada asbak, nggak?" tanya Beni.

"Nih, asbak. Lu bawa apa, Don?" tanya Carli sambil menoleh ke Doni.

"Gue cuma bawa paru-paru doang." sahut Doni.

Nah, Sobat Pintar, cerita teks anekdot manakah yang membuatmu tertawa? Seru kan, baca teks anekdot itu? Kamu pengin belajar lebih banyak tentang teks anekdot biar bisa membuatnya sendiri? Pelajari materi Teks Anekdot di sini, ya!

 

 

Penulis: Kak Nia

Penyunting: Deni Purbowati

0
20

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog