Guru Harus Tahu Dampak Negatif Memberikan Tugas Sekolah yang Terlalu Banyak Untuk Siswa
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels
Keluhan yang sering dilontarkan siswa dan juga orang tua saat pembelajaran jarak jauh dan pertemuan tatap muka terbatas adalah tugas sekolah yang menumpuk. Tidak jarang berita tentang siswa yang mengalami gejala stress atau depresi karena banyak PR dari sekolah muncul dalam pemberitaan di media massa dan media sosial.
Tidak salah memberikan tugas kepada siswa. Selain untuk mengukur perkembangan belajar siswa dan mengukur ketercapaian target pembelajaran, tugas yang Guru Pintar berikan pada siswa merupakan latihan supaya siswa menjadi lebih bertanggung jawab. Permasalahan yang muncul karena keberatan siswa dalam mengerjakan tugas disebabkan oleh banyak faktor diantara seperti berikut ini:
1. Tugas tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran
Misalnya, tujuan pembelajaran adalah siswa mampu membuat tulisan dengan gagasan-gagasan yang kreatif. Tetapi tugas yang diberikan adalah merangkum sebuah cerita.
2. Tugas hanya sebagai syarat
“Masak belajar tidak mendapat tugas!” apakah Guru Pintar pernah mendengar ungkapan seperti ini? Seperti diungkap di atas bahwa tidak ada yang salah dengan memberikan tugas kepada siswa. Namun hendaknya tugas itu benar-benar membuat siswa belajar alias bermakna dan bukan hanya dijadikan sebagai syarat “yang penting siswa mengerjakan tugas.” Siswa akan malas jika tugas yang dikumpulkan tidak mendapatkan feedback dari gurunya.
3. Bentuk tugas yang membosankan dan tidak bervariasi
Tugas sekolah yang diberikan dengan bentuk yang sama dari waktu ke waktu membuat siswa tidak bersemangat. Misalnya Guru Pintar meminta siswa untuk merangkum buku secara terus-terusan atau Guru Pintar selalu meminta siswa mengerjakan serangkaian soal-soal seusai pelajaran. Hal-hal yang rutin dan terus menerus dapat berakibat kurang baik. Diantaranya adalah kemampuan siswa berpikir kritis dan kreatif tidak akan terasah dengan baik.
Dampak sekolah online sudah cukup membuat siswa pusing tujuh keliling. Ditambah dengan banyak PR sekolah yang diberikan makin membuat siswa tertekan. Apa saja dampak dari tugas berlebihan yang diberikan guru kepada siswa?
1. Menimbulkan masalah kesehatan
PR sekolah yang tak terhitung jumlahnya dapat memicu munculnya masalah kesehatan. Hal ini disebabkan karena kelelahan, kurang istirahat, dan juga kurang tidur.
2. Mempengaruhi kesehatan mental siswa
Tugas yang banyak dan tidak bermakna bagi siswa akan membuat siswa merasa tertekan dan mengalami stress. Dan yang lebih membahayakan adalah membuat siswa kehilangan semangat untuk belajar. Siswa yang tidak enjoy dalam belajar dan mengerjakan tugas yang diberikan tidak akan dapat menyerap pelajaran dengan baik.
3. Hilangnya semangat belajar
“Tugas lagi…Tugas lagi!” Jika ada siswa yang berkomentar seperti ini saat diberikan tugas, tandanya siswa tersebut sudah merasa jenuh. Siswa yang sudah kehilangan semangat dalam belajar akan sulit mencapai target belajar yang sudah ditetapkan. Mereka akan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru ala kadarnya sehingga tidak dapat dijadikan patokan untuk mengukur perkembangan belajar siswa.
4. Siswa belajar tetapi tidak “belajar”
Tugas sebagai salah satu alat asesmen hendaknya mampu memberikan dampak yang positif atau menunjukkan perubahan kepada siswa. Keberhasilan tugas yang diberikan tidak hanya diukur dari kuantitas saja tetapi harusnya dilihat dari kualitas tugas yang diberikan.
5. Siswa menjadi korban KDRT
Tingkat KDRT pada anak saat pandemi meningkat. Banyak anak mengalami kekerasan baik secara verbal maupun fisik karena orang tua juga mengalami stress akan banyaknya tugas yang diberikan. Orang tua yang tidak sabar dan tidak mampu mendampingi anaknya dalam belajar cenderung memarahi anak karena dianggap malas tidak mau mengerjakan tugas.
Jangan sampai haal-hal buruk seperti di atas terjadi pada siswa-siswa Guru Pintar, ya. Supaya dampak negatif tidak sampai menimpa anak-anaak didik, Guru Pintar harus segera mengubah strategi dalam memberikan tugas pada siswa.
Foto oleh Anastasiya Gepp dari Pexels
Emang ada tugas yang membuat siswa bahagia? Ada, dong! Guru Pintar dapat mencoba menerapkan tips berikut ini supaya siswa mengerjakan tugas sekolah dengan bahagia.
1. Buat bentuk tugas yang bervariasi
Ada berbagai macam bentuk tugas yang dapat Guru Pintar berikan untuk mengetahui apakah target pembelajaran sudah tercapai. Selain membuat siswa mengerjakan tes atau soal-soal, Guru Pintar dapat membuat penilaian kinerja, kuis-kuis interaktif, atau bentuk tugas lainnya yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan juga karakteristik siswa.
2. Berikan siswa pilihan menyelesaikan tugas
Siswa pasti akan bahagia jika dapat mengerjakan tugas yang sesuai dengan karakteristiknya. Guru dapat melakukan penilaian diagnostik non kognitif kemudian membagi siswa ke dapam beberapa kategori besar. Demikian Guru Pintar dapat merancang bentuk tugas yang dapat diselesaikan tidak hanya dengan satu cara. Misalnya tugas presentasi. Tugas presentasi dapat dilakukan secara kelompok. Siswa yang pandai menggambar atau mendesain dapat membuat tugas dalam bentuk gambar. siswa yang jago membuat video, dapat menunjukkan kebolehannya melalui video, dan lain sebagainya. Dengan demikian siswa dapat mengerjakan tugas sekaligus melakukan hal-hal yang disukainya.
3. Berikan umpan balik dan Reward
Siswa akan merasa senang jika tugas yang dikerjakan mendapatkan umpan balik dan juga reward dari gurunya. Umpan balik dengan kalimat-kalimat yang konstruktif dapat membuat siswa belajar dari kesalahan yang dibuatnya. Dan reward yang diberikan meskipun hanya berupa pujian akan dapat memacu semangat siswa dalam belajar sekaligus meningkatkan rasa percaya diri siswa.
Selamat mencoba Guru Pintar!
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog