Memahami Koloid dari Jenis, Sifat, dan Contoh dalam Kehidupan Sehari-Hari
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Photo by Anita Jankovic on Unsplash
Penggunaan koloid dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya sudah sangat biasa. Namun apakah kamu menyadari bahwa sesuatu yang sedang kamu lihat itu sebenarnya koloid, Sobat Pintar? Jangan-jangan kamu baru tahu setelah membaca ulasan ini sampai tuntas! Kalau begitu, apa itu koloid?
Â
Photo by Julian Hochgesang on Unsplash
Koloid adalah salah satu bentuk campuran materi yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Istilah 'koloid' berasal dari bahasa Yunani, yaitu 'kolla' yang berarti 'lem' dan 'oeidēs' yang berarti 'bentuk.'
Koloid adalah campuran heterogen yang terbentuk dari suatu zat yang tersebar (terdispersi) ke dalam zat lainnya (pendispersi). Zat yang dilarutkan dalam koloid tidak larut layaknya dalam campuran homogen, tetapi tersebar menjadi partikel-partikel ke dalam zat pelarut atau pendispersinya.
Photo by Cristian Palmer on Unsplash
Dari pengertian di atas, kita mulai memahami beberapa sifat koloid. Salah satunya, koloid berbeda dari campuran homogen atau heterogen lainnya. Dengan demikian, kita bisa merumuskan cciri-ciri koloid, yaitu:
Photo by Matthew Tkocz on Unsplash
Berdasarkan fase zat pendispersi dan zat terdispersinya, jenis koloid dibedakan menjadi empat, yaitu aerosol, sol, emulsi, dan busa. Berikut penjelasan jenis-jenis koloid tersebut.
Aerosol padat adalah sistem koloid dengan fase zat terdispersi padat. Medium pendispersinya yaitu gas. Contoh dari jenis koloid aerosol padat adalah debu, asap, dan asap rokok.
Aerosol cair adalah sistem koloid dengan fase zat terdispersi cair. Fase zat pendispersinya adalah gas. Contoh jenis koloid aerosol cair adalah awan, kabut, dan semprotan.
Sol adalah sistem koloid dengan fase terdispersi padat. Fase zat pendispersinya adalah cair. Contoh jenis koloid sol adalah jeli, gelatin, dan darah.
Sol padat adalah sistem koloid dengan fase zat terdispersi dan zat pendispersi sama-sama padat. Contoh jenis koloid sol padat adalah batu rubi, tanah, permata, dan kaca berwarna.
Emulsi cair adalah sistem koloid yang fase zat terdispersi dan fase zat pendispersinya sama-sama cair. Contoh jenis koloid dari emulsi cair adalah susu, minyak dalam air, dan mayones.
Emulsi padat adalah sistem koloid yang fase zat terdispersinya cair. Fase zat pendispersinya adalah padat. Contoh jenis koloid emulsi padat adalah keju dan mentega.
Buih cair adalah sistem koloid yang fase zat terdispersinya gas. Fase zat pendispersinya adalah cair. Contoh jenis koloid busa cair adalah busa sabun, krim kocok, dan krim cukur.
Buih padat adalah sistem koloid yang fase zat terdispersinya adalah gas. Fase zat pendispersinya adalah padat. Contoh jenis koloid busa padat adalah marshmallow, spons, dan batu apung.
Photo by Hugo Xie on Unsplash
Sifat koloid melibatkan interaksi antara partikel terdispersi dan medium pendispersi, serta respons koloid terhadap perubahan lingkungan. Beberapa sifat koloid yang penting adalah sebagai berikut.
Dalam Efek Tyndall, cahaya tersebar saat melewati medium koloid karena partikel-partikel kecil dalam koloid membelokkan dan menyebarkan cahaya. Contoh Efek Tyndall adalah cahaya matahari yang menyebabkan debu terlihat di udara atau sinar laser yang terlihat dalam kabut.
Dalam Gerak Brown, terdapat gerakan acak yang terlihat pada partikel-partikel koloid yang sangat kecil saat terkena tumbukan oleh molekul-molekul pelarut yang lebih besar. Pergerakan acak molekul dalam cairan koloid tampak secara mikroskopis.
Absorpsi merujuk pada kemampuan partikel koloid untuk menyerap atau menahan zat-zat tertentu di permukaannya. Dampak absorpsi tampak pada perubahan sifat kimia atau fisik partikel koloid tersebut.
Koagulasi merupakan sifat koloid yang terjadi ketika partikel-partikel koloid berkumpul dan membentuk gumpalan yang lebih besar, sehingga mengurangi stabilitas koloid. Koagulasi bisa terjadi karena pengendapan, tumbukan partikel, atau interaksi elektrostatis.
Dalam dialisis, proses pemisahan partikel koloid menggunakan membran semipermeabel. Membran tersebut memungkinkan partikel koloid yang lebih kecil lewat, sementara partikel yang lebih besar terjebak.
Dalam elektroforesis, terjadi proses perpindahan partikel-partikel koloid dalam medium saat dikenai medan listrik. Partikel dengan muatan listrik akan bergerak menuju elektroda dengan muatan berlawanan.
Koloid liofil adalah koloid yang memiliki afinitas yang kuat terhadap medium pendispersi, sehingga tetap terdispersi stabil. Koloid liofob adalah koloid yang memiliki afinitas yang lemah terhadap medium pendispersi dan cenderung menggumpal.
Dikenal sebagai agen pelindung koloid atau agen perisai, koloid pelindung adalah senyawa yang ditambahkan ke dalam sistem koloid untuk mencegah koagulasi atau pengendapan partikel. Senyawa-senyawa tersebut membentuk lapisan pelindung di sekitar partikel dan membuat jarak antar partikel.
Sebagaimana telah disebutkan di awal, penggunaan koloid dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya sangat biasa. Berikut adalah beberapa contoh koloid yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.
Susu adalah contoh koloid cairan dalam cairan. Lemak dalam susu terdispersi dalam fase air, membentuk emulsi yang stabil.
Whipped cream adalah contoh koloid gas dalam cairan. Udara terdispersi dalam cairan lemak, sehingga menghasilkan tekstur ringan dan krim yang lezat.
Kabut adalah koloid cairan dalam gas. Partikel-partikel kecil air terdispersi dalam udara, menciptakan efek kabut saat terkena cahaya.
Cat adalah koloid padatan dalam cairan. Partikel pigmen atau partikel padat lainnya terdispersi dalam medium cairan dan memberikan warna serta tekstur pada permukaan.
Gel rambut adalah koloid cairan dalam padatan. Cairan pembentuk gel terdispersi dalam bentuk jaringan padatan, membuat rambut mudah diatur dan dibentuk.
Asap adalah contoh koloid padat dalam gas. Partikel-partikel padat yang sangat kecil, seperti debu atau partikel hasil pembakaran, terdispersi dalam medium gas.
Tinta adalah koloid padatan dalam cairan. Partikel-partikel pewarna terdispersi dalam pelarut cairan, sehingga kita dapat menulis atau mencetak di berbagai permukaan.
Mayones adalah contoh koloid cairan dalam cairan. Minyak dan air terdispersi dalam bentuk emulsi dengan bantuan emulgator seperti telur.
Kegunaannya dalam kehidupan sehari hari membuktikan betapa penting peranan koloid. Kamu bisa belajar sendiri tentang Koloid, Sobat Pintar! Kamu bisa belajar lebih banyak tentang jenis dan sifat koloid yang khas, yang membedakannya dari jenis campuran lainnya, pada materi Koloid di Belajar Pintar.
Penulis: Muhammad Fahmi Ridlo
Penyunting: Deni Purbowati
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog