3 Contoh Stratifikasi Sosial: Tertutup, Terbuka, dan Campuran
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Photo by Paweł L. on Pexels
Diferensiasi sosial membagi masyarakat ke dalam kelompok-kelompok yang berbeda berdasarkan karakteristik tertentu. Diferensiasi tersebut bisa berupa pendapatan, pekerjaan, pendidikan, dan lain sebagainya. Pendapatan, misalnya, berbeda antara satu orang dengan lainnya. Orang dengan pendapatan lebih tinggi cenderung diasosiasikan dengan pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus, dan sebaliknya.
Perbedaan status, peran, atau keahlian yang dimiliki oleh satu individu dengan lainnya dalam masyarakat menjadi dasar terbentuknya stratifikasi sosial. Nah, apa itu stratifisikasi sosial? Seperti apa contohnya? Yuk, Sobat Pintar, baca sampai selesai biar kamu enggak terlewat bahasan mengenai stratifikasi sosial di bawah ini.
Â
Photo by Abby Chung on Pexels
Stratifikasi sosial adalah sistem hierarkis yang membedakan individu dan kelompok dalam masyarakat berdasarkan pada faktor-faktor seperti status sosial, kekayaan, kekuasaan, atau prestise. Stratifikasi sosial menciptakan tingkatan atau lapisan kelas dalam masyarakat.
Dalam stratifikasi sosial, status merupakan salah satu aspek utama yang menentukan posisi individu atau kelompok dalam hierarki. Pendidikan, pekerjaan, keturunan, atau keanggotaan dalam kelompok tertentu bisa menentukan posisi hierarki dalam masyarakat.
Faktor ekonomi, seperti kekayaan dan pendapatan, juga merupakan komponen penting. Orang dengan kekayaan dan pendapatan yang lebih besar cenderung memiliki keunggulan dalam masyarakat, baik dalam hal keamanan finansial maupun kemampuan untuk memperoleh barang dan layanan.
Stratifikasi sosial juga mencakup dimensi politik. Individu atau kelompok yang memiliki kekuasaan politik lebih besar cenderung mampu memengaruhi kebijakan dan keputusan yang berdampak terhadap masyarakat luas. Keahlian, pengabdian, atau ketenaran turut pula menentukan tingkat penghargaan atau penghormatan yang diterima oleh individu atau kelompok dalam masyarakat.
Photo by Danilo Ugaddan on Pexels
Dari ulasan singkat di atas, kamu bisa berhipotesis apa saja faktor yang mendorong terbentuknya stratifikasi sosial dalam masyarakat, Sobat Pintar? Setidaknya ada delapan hal utama yang menjadi faktor pembentuk stratifikasi sosial.
Ekonomi adalah salah satu faktor paling dominan dalam pembentukan stratifikasi sosial. Faktor ekonomi mencakup kekayaan, pendapatan, kepemilikan properti, dan akses terhadap sumber daya ekonomi lainnya. Individu atau kelompok dengan kekayaan dan pendapatan yang lebih besar cenderung memiliki status sosial yang lebih tinggi dalam masyarakat.
Tingkat pendidikan sering menjadi indikator penting yang menunjukkan posisi sosial individu dalam masyarakat. Orang dengan pendidikan yang lebih tinggi cenderung memiliki akses yang lebih besar terhadapat pekerjaan yang lebih berkualitas. Pada gilirannya, pekerjaan tersebut meningkatkan status sosial pula.
Pekerjaan dan profesi juga dapat menjadi faktor penentu dalam stratifikasi sosial. Profesi yang membutuhkan keterampilan khusus atau pendidikan lanjutan sering kali memberikan status sosial yang lebih tinggi daripada pekerjaan yang membutuhkan keterampilan sederhana.
Legasi keluarga dan keturunan dapat memengaruhi posisi individu dalam hierarki sosial. Bahkan di sebagian masyarakat, kedudukan sosial seseorang masih sangat dipengaruhi oleh keluarga atau kasta tempatnya lahir.
Kekuasaan politik dan pengaruh dalam pemerintahan juga merupakan faktor penting dalam stratifikasi sosial. Sebagaimana telah disebutkan di atas, individu atau kelompok dengan kekuasaan politik yang signifikan cenderung memiliki pengaruh yang besar dalam menentukan kebijakan dan distribusi sumber daya.
Prestise atau penghargaan sosial juga dapat memengaruhi stratifikasi sosial. Individu atau kelompok yang dihormati atau dianggap penting dalam masyarakat sering memiliki status sosial yang lebih tinggi.
Gender dan etnisitas juga dapat menjadi faktor pembentuk stratifikasi sosial dalam masyarakat. Perbedaan perlakuan berdasarkan pada gender atau etnis dapat menghasilkan ketidaksetaraan akses terhadap kesempatan, sumber daya, dan status sosial.
Agama atau kepercayaan juga dapat memainkan peran dalam pembentukan stratifikasi sosial, terutama di tengah masyarakat yang sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai agama tertentu. Anggota atau pemimpin agama yang paling berpengaruh sering memiliki status sosial yang lebih tinggi.
Photo by Daniel Frese on Pexels
Didorong oleh berbagai hal di atas, stratifikasi sosial dalam masyarakat sesungguhnya tidak terelakkan. Kesenjangan, ketidakadilan hukum dan politik, serta polarisasi antara kelas sosial atas dan bawah dapat memicu marginalisasi dan konflik.
Mungkin kamu jadi bertanya-tanya, kenapa harus ada stratifikasi sosial? Memang betul, salah satu dampak stratifikasi sosial bisa berupa ketidaksetaraan yang signifikan dalam masyarakat. Namun ternyata stratifikasi sosial memiliki beberapa fungsi penting berikut.
Stratifikasi sosial membantu dalam pengaturan dan pengorganisasian masyarakat dengan cara menetapkan struktur hierarkis yang jelas. Stratifikasi sosial membantu menentukan peran dan tanggung jawab individu dalam masyarakat serta memfasilitasi pembagian kerja yang efisien.
Stratifikasi sosial memberi kesempatan kepada setiap individu untuk mengembangkan dan memanfaatkan keahlian khususnya. Pemanfaatan sumber daya manusia yang beragam di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan manufaktur, dapat terlaksana berkat adanya stratifikasi sosial.
Sistem stratifikasi sosial dapat menjadi sumber motivasi bagi individu untuk mencapai kesuksesan dan meningkatkan posisi sosialnya. Keinginan untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi dalam hierarki sosial sering menjadi dorongan untuk meningkatkan keterampilan, pendidikan, dan prestasi pribadi.
Stratifikasi sosial mendorong distribusi sumber daya dan kekayaan di dalam masyarakat. Sumber daya ekonomi dan politik sering kali diperuntukkan bagi individu atau kelompok dengan status sosial yang lebih tinggi. Mereka diharapkan akan menggunakan sumber daya tersebut secara efektif untuk kepentingan masyarakat secara keseluruhan.
Pengetahuan tentang stratifikasi sosial membantu pemerintah dan lembaga sosial dalam merancang kebijakan yang bertujuan untuk mengatasi ketidaksetaraan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Itulah sebabnya ada program-program seperti pendidikan dan pelatihan kerja, pelayanan kesehatan, dan bantuan sosial bagi yang membutuhkan.
Stratifikasi sosial dapat bertindak sebagai mekanisme pertahanan sosial dengan menegaskan norma dan nilai-nilai tertentu dalam masyarakat. Dengan demikian, stratifikasi sosial membantu mempertahankan stabilitas sosial dan kesatuan masyarakat dengan mengedepankan identitas dan solidaritas antar anggota masyarakat.
Photo by S O C I A L . C U T on Unsplash
Terdapat tiga macam stratifikasi sosial, yang masing-masing memiliki sifat berbeda. Mobilitas individu antar kelas sosial sangat dipengaruhi oleh sifat stratifikasi masyarakat tempatnya berada. Ini dia tiga macam stratifikasi sosial tersebut, Sobat.
Dalam sistem stratifikasi ini, akses terhadap status sosial, kekayaan, dan kekuasaan dibatasi oleh faktor-faktor yang sulit atau tidak mungkin untuk diubah, seperti kelahiran, keturunan, atau kasta. Posisi sosial individu ditentukan oleh faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan, seperti latar belakang keluarga atau keanggotaan kasta.
Mobilitas sosial antar-generasi dalam stratifikasi sosial tertutup sering kali sangat terbatas. Berikut beberapa contoh stratifikasi sosial tertutup yang umum kita ketahui.
1. Sistem Kasta di Bali
Di Bali terdapat sistem kasta yang dikenal sebagai Catur Warna atau Catur Varna. Sistem ini mencakup empat kasta utama dalam masyarakat, yakni Brahmana (pendeta dan pemimpin spiritual), Ksatria (penguasa dan pejabat militer), Waisya (pedagang dan petani), dan Sudra (pekerja kasar dan buruh).
Kelahiran menentukan kasta seseorang dan mobilitas sosial antar-kasta sangat terbatas. Misalnya, seseorang yang lahir dalam keluarga Sudra akan cenderung tetap menjadi Sudra sepanjang hidupnya, dengan sedikit atau tanpa kesempatan untuk naik ke kasta yang lebih tinggi.
2. Sistem Kasta di Nusa Tenggara Timur
Beberapa suku di Nusa Tenggara Timur, seperti Sumba dan Sumbawa, juga memiliki sistem stratifikasi sosial berbasis kasta yang mirip dengan yang ditemukan di Bali. Dalam sistem ini, status sosial seseorang ditentukan oleh kelahiran dan keturunan, dengan sedikit kemungkinan untuk mobilitas sosial antar-kasta.
3. Sistem Feodal Masyarakat Adat
Komunitas masyarakat adat ada yang masih memegang teguh struktur sosial berdasarkan sistem feodal, yang mana akses terhadap sumber daya dan kekuasaan dibatasi oleh status keluarga dan kedudukan sosial. Misalnya, dalam masyarakat adat Nias atau Toraja, struktur sosial sering kali didasarkan pada hierarki keluarga dan leluhur. Peran dan tanggung jawab seseorang dalam masyarakat ditentukan oleh kedudukannya dalam struktur tersebut.
4. Pengaruh Keluarga/Keturunan di Pedesaan/Daerah Terpencil
Di masyarakat yang lebih tradisional, faktor-faktor seperti keluarga dan keturunan sering kali memainkan peran yang signifikan dalam mobilitas sosial. Seseorang cenderung tetap dalam lingkungan sosial dan pekerjaan yang sama dengan orang tuanya. Kesempatan untuk naik ke tingkat sosial yang lebih tinggi sering kali terbatas oleh akses terhadap pendidikan atau peluang pekerjaan.
Dalam sistem stratifikasi ini, akses terhadap status sosial, kekayaan, dan kekuasaan tidaklah ditentukan secara ketat oleh faktor-faktor seperti kelahiran atau keturunan, tetapi dapat dipengaruhi oleh prestasi, usaha, dan kemampuan individu. Mobilitas sosial, baik vertikal (naik atau turun dalam hierarki sosial) maupun horizontal (pindah antar kelompok), lebih mungkin terjadi.
Stratifikasi sosial terbuka tak hanya mendukung mobilitas sosial, tetapi juga kesetaraan peluang dan nilai-nilai meritokrasi. Melalui kontak sosial sekunder, interaksi antar individu dari berbagai kelas sosial dapat membuka akses terhadap peluang, informasi, dan sumber daya. Berikut beberapa contoh stratifikasi sosial terbuka yang dapat dengan mudah kita jumpai.
1. Mobilitas Sosial melalui Pendidikan
Terlepas dari tantangan yang ada, pendidikan tetap menjadi salah satu faktor kunci dalam mobilitas sosial. Seseoraang dari latar belakang ekonomi yang lebih rendah memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan berkualitas dan mencapai tingkat pendidikan yang tinggi. Dengan demikian, terbuka kesempatan untuk medapatkan pekerjaan yang lebih baik dan meningkatkan status sosial.
2. Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi salah satu sumber utama lapangan kerja dan kemajuan ekonomi masyarakat. UKM memberikan kesempatan kepada seseorang dari berbagai latar belakang sosial dan ekonomi untuk memulai dan mengembangkan usaha sendiri, yang dapat meningkatkan pendapatan dan status sosial.
3. Program-Program Pelatihan
Program-program pelatihan yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun organisasi non-pemerintah (LSM) dapat memberikan dukungan bagi masyarakat yang kurang mampu. Peningkatan keterampilan dapat dilakukan di berbagai bidang, seperti pertanian, kerajinan, dan teknologi informasi. Program-program pelatihan seperti ini membantu meningkatkan kemampuan untuk mencari pekerjaan yang lebih baik atau memulai usaha sendiri.
4. Kebijakan yang Progresif
Beberapa kebijakan pemerintah ditujukan untuk mengurangi ketidaksetaraan sosial dan ekonomi serta meningkatkan kesetaraan peluang. Misalnya, program Bantuan Langsung Tunai (BLT) bertujuan untuk memberikan bantuan keuangan kepada keluarga miskin dan rentan. Program-program peningkatan kesejahteraan seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) menyediakan bantuan pendidikan kepada anak-anak dari keluarga miskin.
5. Inovasi dan Teknologi
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membuka akses terhadap informasi dan peluang baru bagi setiap orang dari berbagai lapisan masyarakat. Akses internet dan media sosial yang mudah memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan peluang kerja baru. Kesetaraan peluang seperti ini dapat meningkatkan mobilitas sosial.
Dalam sistem stratifikasi ini, terdapat campuran unsur-unsur sistem stratifikasi sosial tertutup dan terbuka. Faktor-faktor seperti kelahiran, keturunan, prestasi, dan usaha individu dapat memengaruhi posisi sosial seseorang. Stratifikasi sosial campuran mencerminkan kompleksitas sosial, budaya, dan ekonomi yang ada dalam masyarakat. Sebagai gambaran, berikut beberapa contoh stratifikasi sosial campuran.
1. Stratifikasi Kasta di Bali
Meskipun terdapat sistem kasta yang kuat dan cenderung tertutup, dalam beberapa kasus muncul elemen sistem stratifikasi sosial terbuka di Bali. Misalnya, terdapat mobilitas sosial antar-kasta yang terjadi melalui pendidikan atau keberhasilan ekonomi. Walaupun kelahiran masih merupakan faktor penentu utama dalam menentukan status sosial, seseorang dapat meningkatkan posisi melalui prestasi dan usahanya sendiri.
2. Stratifikasi Kasta di Jawa
Meskipun sudah jarang ditemui, di Jawa terdapat sistem kasta tradisional yang juga bersanding dengan elemen-elemen sistem stratifikasi sosial terbuka. Ketentuan-ketentuan tradisional ada yang mengatur kehidupan sosial dan ekonomi berdasarkan kasta. Namun mobilitas sosial antar-kasta terjadi melalui perkawinan, keberhasilan ekonomi, ataupun pendidikan.
3. Stratifikasi Urban
Di kota-kota besar mudah ditemui contoh-contoh stratifikasi sosial campuran. Percampuran antara hierarki sosial tradisional dan elemen-elemen stratifikasi sosial terbuka banyak dijumpai di kota-kota besar. Misalnya, di lingkungan perkotaan, mobilitas sosial lebih terbuka karena adanya peluang ekonomi yang lebih besar, akses terhadap pendidikan yang lebih baik, dan pengaruh globalisasi yang mendukung kesetaraan peluang.
4. Stratifikasi Pendidikan dan Pekerjaan
Ada banyak contoh stratifikasi sosial yang didasarkan pada pendidikan dan pekerjaan. Misalnya, seseorang dapat memperoleh status sosial yang tinggi berdasarkan prestasi akademis dan profesional, yang mencerminkan elemen-elemen sistem stratifikasi sosial terbuka. Namun latar belakang sosial dan ekonomi, sebagai elemen-elemen stratifikasi sosial tertutup, tetap dapat memengaruhi akses terhadap pendidikan dan peluang karier.
Stratifikasi sosial pada dasarnya merupakan cerminan dari kompleksitas dan dinamika masyarakat yang dipengaruhi oleh sejarah, budaya, ekonomi, dan perkembangan sosialnya. Kamu tertarik untuk belajar lebih banyak tentang stratifikasi dan diferensiasi sosial, Sobat Pintar? Aku Pintar menyediakan materi pelajaran Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial untuk kelas 11 dan Sosiologi untuk kelas 12.
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog