Tips Menjaga Kesehatan Mental Guru dan Siswa
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Kesehatan mental menurut psikologi mencakup kondisi seseorang secara emosional, psikologis, dan sosial. Saat ini kesehatan mental atau mental health merupakan isu penting yang hangat diperbincangkan secara luas. Di bidang pendidikan, khususnya, perubahan pola pembelajaran, kesulitan beradaptasi, tingkat penguasaan teknologi, dan ketidaksiapan menghadapi segala keterbatasan memunculkan tekanan dan tantangan tak hanya bagi siswa, tetapi juga bagi kita, Guru Pintar.
Menjaga kesehatan mental sama pentingnya seperti menjaga kesehatan fisik. Keadaan yang penuh tekanan dapat menginterupsi kemampuan kita untuk memusatkan perhatian, membuat perencanaan, dan mengelola emosi sehingga sulit untuk berpikir dengan jernih. Jika dibiarkan berlarut-larut, keadaan seperti ini dapat menimbulkan akibat yang fatal.
Menjaga kesehatan mental atau mental health adalah kunci utama dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kesehatan mental yang terjaga dengan baik dapat membuat guru dan siswa mampu menjalani aktivitas mengajar dan belajar dengan lebih optimal.
Â
Foto oleh Tima Miroshnichenko dari Pexels
Self care merupakan aktivitas yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan rasa kesejahteraan (well-being) diri sendiri. Dalam dunia psikologi, self care sering dikaitkan dengan self love. Deborah Khoshaba Psy.D, dalam Psychology Today pada tahun 2012, mengatakan self love adalah suatu bentuk apresiasi terhadap diri sendiri yang bersifat dinamis, yang tumbuh dari tindakan yang mendukung pertumbuhan fisik, psikologis, dan spiritual. Self care dan self love sangat penting untuk memelihara kesehatan fisik dan kesehatan mental menurut psikologi. Contoh kegiatan self care yang menunjang kesehatan mental dan fisik antara lain sebagai berikut.
- Menjalani hidup sehat dengan mengonsumsi makanan yang sehat, menjaga kebersihan, tidur cukup, olahraga teratur, dan jika perlu melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
- Melakukan me time. Kerjakan hobi atau kegiatan yang membuat suasana hati kita menjadi rileks dan bahagia, seperti merawat tanaman, mendengarkan musik, melakukan perawatan di salon kecantikan, dan lain sebagainya.
- Jauhi lingkungan yang yang membawa pengaruh buruk karena tidak semua orang di sekitar kita membawa pengaruh yang baik. Sepatutnya pula, kita menjaga pikiran agar selalu positif. Bila perlu, kita dapat membatasi iteraksi dengan orang-orang yang toxic.
Bersikap adil dalam pekerjaan berarti kita melakukan pekerjaan secara proporsional dan sebaik-baiknya, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Namun terkadang ada tugas-tugas tambahan, sehingga kita membutuhkan waktu lebih banyak untuk menyelesaikannya. Bila dibiarkan berlarut-larut, keadaan seperti ini sebenarnya memiliki dampak gangguan kesehatan mental, Guru Pintar. Oleh sebab itu, alangkah baiknya bila kita dapat mengingatkan diri sendiri untuk beristirahat, melakukan self care dan self love, supaya tidak terlalu lelah secara fisik dan mental.
Agar dapat bersikap adil, kita harus bisa disiplin. Bagi sebagian orang, jadwal kegiatan harian dapat membantu. Kita dapat menerapkan metode disiplin diri yang sesuai dengan preferensi masing-masing. Pada intinya, manajemen waktu yang baik membuat hidup kita lebih teratur dan terarah, yang menunjang kesehatan mental kita pula pada akhirnya.
Foto oleh Pragyan Bezbaruah dari Pexels
Siswa memiliki cara pandang dan permasalahannya sendiri. Tidak adil bila kita menilai dan menghakimi beban dan kesehatan mentalnya dari sudut pandang kita sebagai orang dewasa. Terlebih lagi, kita memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan mental siswa selama kegiatan belajar mengajar di sekolah. Berikut beberapa cara menjaga kesehatan mental siswa yang dapat kita lakukan, Guru Pintar.
Orang tua sejatinya adalah partner kita dalam mendidik siswa. Demi menjaga kesehatan mental siswa, penting bagi guru untuk senantiasa berkomunikasi dengan orang tua/wali murid secara intensif. Apakah siswa mengalami kesulitan belajar, bagaimana kebiasaannya belajar di rumah, apakah ada perubahan tertentu terkait dengan keadaannya, dan lain sebagainya, semua itu perlu dirundingkan bersama antara guru dan orang tua supaya segera dapat dicarikan solusi.
Selain itu, kita dapat berperan dalam memberikan informasi yang bermanfaat kepada orang tua tentang penyebab gangguan kesehatan mental, dampak gangguan kesehatan mental, maupun ciri-ciri gangguan mental pada remaja. Sharing informasi seperti ini merupakan sebagian usaha yang menunjang kesehatan mental siswa.
Ada kalanya siswa merasa tidak terhubung dengan gurunya meskipun hampir setiap hari berinteraksi di sekolah. Ketiadaan bonding antara guru dan siswa seperti ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, bahkan mungkin berkontribusi terhadap gangguan kesehatan mental siswa. Mental illness adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gangguan-gangguan seperti depresi, anxiety, bipolar, skizofrenia, kecanduan, dan lain-lain yang memengaruhi cara kita berpikir, merasakan, dan berinteraksi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
Teacher and student talk dapat membantu menjaga kesehatan mental siswa. Beri waktu kepada siswa untuk bercerita, mengungkapkan kegemaran atau kesulitannya secara informal di luar pembelajaran kelas. Bimbing siswa untuk mengatasi rasa cemas yang dialaminya. Tips ini terutama dapat diterapkan oleh Wali Kelas atau Guru BK.
Pembelajaran yang ramah anak dan bermakna adalah pembelajaran yang berpusat pada anak tanpa mengabaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tak jarang siswa merasa bosan, ditambah dengan tumpukan tugas yang banyak, yang menyebabkan penyakit mental dan stres pada anak.
Agar pembelajaran tidak memiliki dampak gangguan kesehatan mental pada anak, guru dituntut untuk mampu merancang sistem pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran di kelas semestinya memiliki dinamika yang dapat mengurangi rasa bosan siswa. Ajak siswa berinteraksi dan menggerakkan badan, buat kegiatan dan media pembelajaran yang bervariasi, atau libatkan penggunaan teknologi supaya siswa tetap merasa senang dan bersemangat dalam belajar.
Agar siswa tidak "tenggelam" dalam tugas sekolah, kita dapat menyiasatinya dengan memberi pilihan cara menyelesaikan tugas. Dengan demikian, siswa tidak merasa terbebani saat mengerjakan tugas. Tips lain untuk meminimalkan dampak gangguan kesehatan mental yang diakibatkan oleh tugas sekolah adalah dengan membuat variasi bentuk tugas. Kita dapat memberikan kuis interaktif, projek, atau alternatif pengganti tugas yang lain.
Saat melihat gejala-gejala yang sekiranya membutuhkan penangan khusus, sebaiknya kita segera berkomunikasi dengan orang tua siswa, Guru Pintar. Bila orang tua setuju, psikolog dapat dilibatkan untuk mengetahui tingkat kesehatan mental siswa. Psikolog dapat menerapkan konseling atau menggunakan tes mental health sebagai cara mengukur kesehatan mental pada anak. Terutama pada kasus gangguan kesehatan mental yang lebih serius, kehadiran psikolog dapat membantu.
Menjaga kesehatan mental merupakan keterampilan dan kemampuan yang sama-sama dibutuhkan oleh guru maupun siswa. Guru dan siswa yang sejahtera secara mental dapat bersama-sama menciptakan lingkungan belajar yang positif dan produktif. Oleh sebab itu, dibutuhkan dukungan lingkungan pembelajaran yang memprioritaskan perhatian pada kesehatan mental dan pengembangan diri yang holistik, baik bagi guru sendiri maupun siswa. Dengan upaya kolaboratif yang melibatkan pendekatan preventif dan intervensi yang tepat, kita berharap sistem pendidikan akan dapat melahirkan generasi yang tangguh, berdaya saing, dan mampu mengatasi tantangan kehidupan dengan lebih baik.
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog