Materi Ekonomi - Indeks Harga dan Inflasi Kelas 11 IIS - Belajar Pintar
BelajarPintarV3
Peta Belajar Bersama
Konsep Indeks Harga
Pengertian INDEKS HARGA
Indeks harga adalah angka yang diharapkan dapat dipakai untuk memperlihatkan perubahan mengenai harga-harga barang, baik harga untuk satu macam barang maupun berbagai macam barang dalam waktu dan tempat yang sama atau berlainan.
Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil perhitungan indeks harga, yaitu:
- Jika indeks harga > 100 berarti harga mengalami kenaikan (terjadi inflasi).
- Jika indeks harga < 100 berarti harga mengalami penurunan (terjadi deflasi).
- Jika indeks harga = 100 berarti harga tetap (tidak naik dan tidak turun).
Sumber: metrojambi.com
Contoh:
Bila harga barang tahun 2019 sebesar Rp8.000,00 per kilogram, kemudian pada tahun 2020 naik menjadi Rp10.000,00 per kilogram, maka indeks harga barang tersebut pada tahun 2020 dapat dihitung sebagai berikut:
10.000/8.000x100=125
Jadi harga barang pada tahun 2020 mengalami kenaikan sebesar 25%.
JENIS-JENIS Indeks Harga
Indeks Harga Konsumen (IHK)
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan indeks harga yang umum digunakan untuk menggambarkan pergerakan harga. Dengan kata lain, IHK adalah indeks yang mengukur perubahan-perubahan yang terjadi pada harga eceran barang dan jasa yang diminta konsumen dari waktu ke waktu. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari sejumlah barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. IHK merupakan salah satu indikator ekonomi yang memberikan informasi mengenai harga barang dan jasa yang dibayar oleh konsumen. Perhitungan IHK dilakukan untuk merekam perubahan harga beli di tingkat konsumen (purchasing cost) dari sekelompok tetap barang dan jasa (fixed basket) yang pada umumnya dikonsumsi masyarakat.
Indeks Harga Produsen (IHP)
Indeks Harga Produsen (IHP) adalah indeks harga yang menggambarkan tingkat perubahan harga di tingkat produsen. Pengguna data dapat memanfaatkan perkembangan harga produsen sebagai indikator dini harga grosir maupun harga eceran.
Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)
Badan Pusat Statistik (BPS) menjelaskan bahwa IHPB adalah harga indeks yang menggambarkan besarnya perubahan harga pada tingkat harga perdagangan besar/grosir dari komoditas-komoditas yang diperdagangkan di suatu negara/daerah. Komoditas tersebut merupakan produksi dalam negeri maupun yang diekspor dan komoditas yang berasal dari impor.
Indeks Harga yang diterima (It) dan dibayar petani (Ib)
Indeks harga yang diterima (It) yaitu indeks harga yang berhubungan dengan pengorbanan (harga pokok) yang telah dikorbankan dengan hasil diterima petani, atau indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga produsen atas hasil produksi petani.
Sedangkan Indeks harga yang dibayar petani (Ib), yaitu indeks harga yang meliputi pembelian/biaya konsumsi dan pembelanjaan untuk biaya produksi pertaniannya atau indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga kebutuhan rumah tangga petani, baik itu kebutuhan untuk konsumsi sehari-hari maupun kebutuhan untuk proses produksi pertanian.
Indeks Harga Saham (IHS)
Indeks harga yang mengukur perubahan harga saham di pasar modal, yang terdiri dari:
- Indeks Harga Saham Individu (IHSI) adalah indeks harga masing-masing saham yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI).
- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks semua saham yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks.
Konsep Inflasi
PENGERTIAN INFLASI
Inflasi adalah suatu keadaan dimana tingkat harga secara umum (price level) cenderung naik. Dikatakan tingkat harga umum karena barang dan jasa yang ada di pasaran mempunyai jumlah dan jenis yang sangat banyak, dimana sebagian besar dari harga-harga tersebut meningkat sehingga berakibat terjadinya inflasi.
LAJU INFLASI
Penggolongan inflasi dapat ditinjau dari beberapa segi, diantaranya sebagai berikut.
Dilihat dari laju kecepatannya, inflasi dibagi menjadi 3:
- inflasi lunak (wild inflation), inflasi yang kecepatannya kurang dari 5% per tahun.
- inflasi cepat (galloping inflation, inflasi yang kecepatannya 5% atau lebih per tahun
- inflasi meroket (skyrocketing inflation) atau hiperinflasi, yaitu inflasi yang kecepatannya lebih dari 10% per tahun.
Dilihat dari parah tidaknya inflasi dibagi menjadi:
- inflasi ringan, yaitu inflasi di bawah 10% per tahun (belum mengganggu kegiatan perekonomian suatu negara dan masih dapat dengan mudah untuk dikendalikan).
- inflasi sedang, yaitu inflasi antara 10%–30% per tahun (belum membahayakan, tetapi sudah menurunkan kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan tetap).
- inflasi berat, yaitu inflasi antara 30%–100% per tahun (sudah mengacaukan perekonomian karena orang cenderung enggan menabung dan lebih senang menyimpan barang).
- inflasi sangat berat atau hiperinflasi, yaitu inflasi diatas 100% per tahun (mengacaukan kegiatan perekonomian suatu Negara dan sulit untuk dikendalikan/diatasi).
Dilihat dari sumbernya, inflasi dibagi menjadi:
- inflasi dari dalam negeri(domestic inflation), artinya inflasi karena penciptaan uang baru dan adanya kebijakan anggaran defisit,
- inflasi dari luar negeri (imported inflation), artinya inflasi terjadi karena suatu negara mengimpor barang/jasa dari negara lain yang sedang mengalami inflasi.
Sumber:Yuksinau.id
SEBAB-SEBAB TIMBULNYA INFLASI
Inflasi yang terjadi dalam suatu negara akan sangat merugikan masyarakat atau konsumen, karena keadaan harga barang dan jasa selalu mengalami kenaikan. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi, akan tetapi secara garis besar timbulnya inflasi disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini:
Demand Pull Inflation (Kenaikan permintaan melebihi penawaran)
Inflasi terjadi disebabkan oleh naiknya permintaan total terhadap barang dan jasa.
Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa: permintaan suatu barang mengalami kenaikan dari OQ ke OQ1, sehingga harga barang juga naik dari OP ke OP1 dan kurva permintaan bergeser dari DD ke D1D1.
Cost Push Inflation. (Kenaikan biaya produksi)
Inflasi terjadi karena meningkatnya biaya produksi, sehingga harga barang yang ditawarkan mengalami kenaikan.
Dari gambar di atas diketahui, bahwa semula harga barang setinggi OP dan jumlah barang di pasaran sebesar OQ, kemudian karena adanya kenaikan biaya produksi, maka harga barang naik menjadi OP1 dan jumlah barang yang diminta turun menjadi OQ1, sehingga kurva penawaran bergeser dari SS ke S1S1.
- Meningkatnya jumlah uang yang beredar dalam masyarakat (Money in circulation), artinya terdapat penambahan jumlah uang yang beredar, sehingga para produsen menaikkan harga barang.
- Berkurangnya jumlah barang di pasaran artinya jumlah barang yang ada di pasar atau jumlah penawaran barang mengalami penurunan, sehingga jumlahnya sedikit sedang permintaan akan barang tersebut banyak sehingga harga barang naik.
- Inflasi dari luar negeri (Imported Inflation) artinya inflasi karena mengimpor barang dari luar negeri, sedangkan di luar negeri terjadi inflasi (kenaikan harga barang di luar negeri, sehingga barang-barang impor mengalami kenaikan harga
- Inflasi dari dalam negeri (Domestic Inflation), artinya meningkatnya pengeluaran pemerintah atau terjadi defisit anggaran.
DAMPAK INFLASI
Secara garis besar dampak inflasi terhadap perekonomian antara lain sebagai berikut:
- Terhambatnya pertumbuhan ekonomi negara, karena berkurangnya investasi dan berkurangnya minat menabung.
- Masyarakat yang berpenghasilan rendah tidak dapat menjangkau harga barang karena harga barang mengalami kenaikan.
- Jika terdapat kebijakan untuk mengurangi inflasi, maka akan terjadi pengangguran, karena pemerintah berusaha untuk menekan harga.
- Masyarakat akan cenderung untuk menyimpan barang daripada menyimpan uang.
- Nilai mata uang turun, karena adanya kenaikan harga barang.
Inflasi juga mempengaruhi masyarakat, baik yang berpenghasilan tetap atau tidak tetap. Adapun dampak inflasi terhadap penghasilan masyarakat adalah sebagai berikut:
- Dalam masa inflasi, nilai harta tetap mengalami kenaikan harga melebihi kenaikan inflasi. Pendapatan riil penduduk berpenghasilan tidak tetap mengalami penurunan atau merosot. Dengan demikian inflasi akan memperlebar kesenjangan distribusi pendapatan di antara anggota masyarakat.
- Inflasi merugikan masyarakat yang berpendapatan tetap, karena upah/gaji yang diperoleh tidak dapat mengikuti/menyesuaikan kenaikan harga, sehingga semakin berat dirasakan oleh masyarakat.
- Inflasi menyebabkan orang-orang enggan untuk menabung dan mendorong untuk mencari pinjaman dalam rangka menyesuaikan pendapatan. Hal ini akan menghambat perkembangan dunia usaha.
Sedangkan Pihak yang diuntungkan dan dirugikan dengan inflasi dapat dikemukakan sebagai berikut:
PIHAK YANG UNTUNG
- Eksportir atau penjual
- Debitur/ pihak yang berhutang
- Spekulan/ pihak yang berani berspekulasi
- Pihak yang berpenghasilan tinggi
PIHAK YANG RUGI
- Importir atau pembeli
- Kreditur/ pihak yang menghutangi
- Berpenghasilan tetap
- Berpenghasilan rendah/kategori miskin
Materi Ekonomi SMA - 11 IIS Lainnya
Pendapatan Nasional
3 Sub Bab Materi
Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
3 Sub Bab Materi
Ketenagakerjaan
3 Sub Bab Materi
Kebijakan Moneter dan Fiskal
3 Sub Bab Materi
APBN dan APBD
3 Sub Bab Materi
Perpajakan
3 Sub Bab Materi
Kerjasama Ekonomi Internasional
3 Sub Bab Materi
Perdagangan Internasional
3 Sub Bab Materi
footer_v3
Bersama Aku Pintar temukan jurusan kuliah yang tepat
sesuai minat dan bakatmu.
Aku Pintar memiliki visi membuat pendidikan merata, mudah dijangkau, dan terjangkau dengan Program Journey Pintar yang merupakan sebuah program persiapan lengkap bagi siswa SMA/SMK/sederajat yang ingin masuk ke perguruan tinggi impiannya.
Kontak Kami
Grand Slipi Tower Lt. 42
Jl. S. Parman Kav 22-24
Jakarta Barat
© 2024 Aku Pintar. All Rights Reserved