APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

BelajarPintarV3

Pengertian Dongeng

Apa Yang Dimaksud dengan Dongeng ?

Pengertian Dongeng menurut para ahli :

1. Pengertian Dongeng menurut Kamisa, 1997: 144

Secara umum pengertian dongeng ialah sebuah cerita yang dibicarakan atau dituliskan yang bersifat hanya sebagai hiburan dan biasanya tidak benar-benar nyata dalam kehidupan. Dongeng adalah suatu wujud karya sastra yang ceritanya tidak benar-benar tejadi/ fiktif yang bersifat menghibur dan terdapat ajaran moral yang terkandung dalam cerita dongeng tersebut.

2. Pengertian Dongeng menurut James Danandjaja

Dongeng merupakan termasuk cerita rakyat lisan yang tidak dianggap benar-benar adanya oleh yang punya cerita. Dongeng juga tidak terkait oleh tempat maupun waktu, karena dongeng diceritakan terutama untuk menghibur.

3. Pengertian Dongeng menurut Nurgiantoro, 2005:198

Pengertian dongeng ialah cerita yang tidak benar-benar nyata dan dalam banyak hal sering tidak masuk akal. Pendapat lain mengenai dongeng merupakan cerita yang tidak benar-benar terjadi, terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh. ( KBBI, 2007 : 274).

4. Pengertian Dongeng menurut KBBI.web. id

Arti dongeng merupakan cerita yg tidak benar-benar terjadi (terutama tentang kejadian zaman dulu yg aneh) yg bukan-bukan atau tidak benar: uraian yg panjang itu dianggapnya hanya sebuah cerita saja.

5. Pengertian Dongeng menurut Agus Triyanto 2007: 46

Pengertian dongeng merupakan cerita fantasi sederhana yang tidak benar-benar terjadi bertujuan untuk menyampaikan ajaran moral (mendidik) dan juga menghibur. Jadi, dongeng ialah salah satu bentuk karya sastra yang ceritanya tidak benar-benar terjadi/fiktif.

6. Pengertian Dongeng secara umum

Dongeng merupakan cerita khayalan atau cerita yang tidak benar-benar terjadi. Dongeng biasanya bersifat menghibur dan mengandung nilai pendidikan. Dongeng merupakan cerita yang dikarang dan diceritakan kembali secara berulang-ulang oleh orang-orang.

Sobat pintar kalau kurang paham bisa gunakan tombol diskusi ya.

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Ciri-ciri Dongeng

Apa Saja Ciri-ciri dalam Dongeng ?

Seperti layaknya cerita-cerita yang lain, dongeng memilki beberapa ciri yang membedakannya dengan bentuk cerita yang lain. Berikut beberapa ciri-ciri dongeng yang benar.

1. Diceritakan dengan alur yang sederhana.

2. Alur cerita singkat dan cepat.

3. Tokoh yang ada tidak diceritakan secara detail.

4. Peristiwa yang ada didalamnya kebanyakan fiktif atau khayalan.

5. Ditulis dengan gaya pencitraan secara lisan.

6. Lebih menekankan pada bagian isi atau persitiwa.

7. Mengandung nilai moral dan pendidikan.

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Unsur Instrinsik Dongeng

Apa Saja Unsur Intrinsik dalam Sebuah Dongeng ?

a. Tema

Tema merupakan gagasan pokok yang mendasari terbentuknya sebuah dongeng. Terdapat dua jenis tema yang ada dalam sebuah cerita, yaitu :

1. Tema yang tersurat, tema yang dapat ditemukan langsung dalam sebuah cerita, sifatnya jelas, mudah dikenali dan merupakan pusat dari cerita tersebut.

2. Tema yang tersirat, sering juga disebut dengan tema yang tidak langsung. Untuk mendapatkan tema ini seorang pembaca biasanya harus membaca sebagian besar dari cerita sampai dengan penyelesaiannya, kemudian baru dapat menyimpulkan tema cerita tersebut.

b. Latar

Latar atau setting merupakan ruang, waktu, suasana, dan alat pada peristiwa yang terjadi dalam sebuah karya sastra.

c. Alur

Alur atau plot merupakan jalan cerita dalam sebuah karya sastra. Alur disusun oleh rentetan peristiwa yang dialami pelaku mulai dari perkenalan, kemudian terjadinya konflik, munculnya puncak permasalah, hingga penyelesaian dalam sebuah cerita. Nah hubungan antara berbagai kejadian dalam cerita inilah yang disebut dengan alur cerita. Alur berhubungan erat dengan waktu dalam cerita tersebut. Secara umum terdapat 3 jenis alur cerita, yaitu :

1. Alur Maju, alur maju merupakan alur yang teratur dan sesuai dengan perjalanan waktu. Berawal dari masa lampau menuju masa sekarang (masa kini).

2. Alur Mundur, alur mundur merupakan alur cerita yang dimulai dari masa kini, kemudian menceritakan kejadian yang telah terjadi pada masa lampau.

3. Alur Campuran, merupakan alur campuran yang menggabungkan antara cerita pada masa kini dan masa lampau. d. Tokoh Tokoh merupakan pelaku dalam sebuah cerita.

d. Tokoh

Tokoh adalah pelaku yang mengalami berbagai macam peristiwa, konflik, dan menjadi bagian utama dalam cerita. Dalam sebuah dongeng, biasanya ada satu tokoh utama protagonis (baik), satu tokoh utama antagonis (jahat) dan beberapa tokoh pembantu (figuran). Tokoh utama merupakan tokoh yang menjadi pusat perhatian dalam cerita tersebut, sedangkan tokoh pembantu (figuran) adalah tokoh yang mendampingi tokoh utama dan terlibat dalam sebagian peristiwa bersama dengan tokoh utama. 

e. Penokohan (Watak/Karakter Tokoh)

Penokohan adalah watak, sifat, sikap, kondisi fisik dan karakter yang dimiliki oleh tokoh dalam sebuah cerita. Masing – masing tokoh memiliki penokohan yang berbeda-beda. Biasanya tokoh utama protagonis (baik) memiliki penokohan yang sangat berbeda dengan tokoh utama antagonis (jahat). Karena perbedaan inilah akan muncul sebuah masalah dalam cerita.

f. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam memandang suatu peristiwa dalam sebuah cerita. Bebrapa jenis sudut pandang antara lain adalah :

1. Sudut pandang orang pertama pelaku utama (sebagai tokoh utama) :

- Tunggal (satu), biasanya menggunakan kata “aku” atau “saya”

- Jamak (banyak), biasanya menggunakan kata “kami” atau “kita”

2. Sudut pandang pertama pelaku sampingan : kata aku atau saya muncul bukan sebagai tokoh utama. Tokoh aku hadir hanya sebagai pelaku sampingan.

3. Sudut pandang orang ketiga serbatahu Penulis menggunakan kata “dia” untuk menggambarkan tokoh utama dan mengetahui segala hal tentang cerita tersebut dan segala hal yang menyangkut semua tokoh.

4. Sudut pandang orang ketiga pengamat Penulis juga menggunakan kata “dia” untuk tokoh tertentu. Berbeda dengan sudut pandang orang ketiga serbatahu, pengarang hanya melukiskan apa yang dilihat, dialami, dipikirkan dan dirasakan oleh tokoh tersebut dan hanya terbatas tokoh tertentu saja.

g. Gaya Bahasa (Majas)

Gaya bahasa adalah cara penyampaian tulisan oleh penulis yang termasuk pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam istilah, keseluruhan ciri bahasa, dan cara khas penyampaian pikiran atau perasaannya. Gaya bahasa akan mempengaruhi kualitas sebuah karya tulis. Biasanya setiap penulis atau cerita memiliki gaya bahasa yang berbeda-beda serta keunikannya tersendiri. Gaya bahasa inilah yang akan menimbulkan efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra terasa “lebih hidup” dan menarik. Karena itu gaya bahasa sangat penting dalam sebuah karya sastra h. Amanat Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan seorang penulis atau pengarang cerita kepada pembaca.

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Contoh Dongeng

Contoh Dongeng Legenda : Nenek Pakande

Alkisah, ada nenek sakti bernama Pakande yang suka menculik anak-anak. Warga pun ketakutan. Namun, ada pemuda bernama La Beddu yang pemberani. Ia mengajak warga untuk menangkap Nenek Pakande. Ia akan berpura-pura menjadi Raja Bangkung Pitu Reppo Rawo Ale, raja raksasa yang ditakuti oleh Nenek Pakande.

La Beddu meminta warga untuk menyiapkan garu, busa sabun, kura-kura, belut, batu besar, dan kulit rebung. Ia menata batu besar di depan rumah, sehingga seperti anak tangga raksasa. Kemudian, ia meletakkan belut di depan rumah. Ia juga membuat pengeras suara memakai kulit rebung. Setelahnya, La Beddu bersembunyl di loteng.

Ganti hari, para warga menaruh bayi di suatu rumah pada malam hari. Tak berapa lama, Nenek Pakande datang dan menghampiri bayi tersebut. Tiba-tiba, ada suara menggelegar menegur Nenek Pakande. "Aku adalah Raja Bangkung Pitu Reppo Rawo Ale, mau apa kamu ke sini!"

Lalu, La Beddu menumpahkan air busa, garu, dan kura-kura. Nenek Pakande mengira itu ludah, sisir, dan kutu sang Raja. Ia ketakutan dan lari keluar rumah. Namun, ia menginjak belut, sehingga jatuh dan terluka parah. Sayang, Nenek Pakande dapat bangun dan melarikan diri. Hingga sekarang, cerita Nenek Pakande digunakan oleh warga Sulawesi Selatan untuk menakuti-nakuti anak-anak agar mereka tidak keluar setelah hari mulai gelap.

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

redesain-navbar Portlet